Jakarta, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai kota udara terkotor di dunia berdasarkan data dari IQair. Pun begitu dengan Indonesia yang menempati peringkat pertama se-Asia Tenggara sebagai negara dengan polusi udara yang kotor berdasarkan Laporan World Air Quality (2022).
Indonesia negara agraris. Apakah polusi udara ikut memengaruhi kualitas hasil pertanian di Indonesia? Bagaimana strategi para petani di Indonesia untuk mengantisipasinya? Yuk baca artikel ini.
Apa itu Polusi Udara?
Melansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), polusi udara adalah pencemaran lingkungan di dalam atau di luar ruangan oleh bahan kimia, fisik, atau biologis apa pun yang mengubah karakteristik alami atmosfer.
Tak bisa dipungkiri, pertanian pun menyumbang penyebab polusi udara. Misalkan petani yang masih menggunakan bahan-bahan kimia untuk pupuk, insektisida, dan pestisida. Bukan cuma itu, kotoran hewan yang tidak diolah dengan benar pun menjadi salah satu penyebab pencemaran udara karena menimbulkan gas amonia yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Ironisnya, pertanian pun selain salah satu penyebab, Dirugikan juga dengan adanya polusi udara. Nah, sebelum membahas lebih jauh, mari kita cari tahu dulu apa saja penyebab polusi udara.
Polusi udara disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas manusia dan alam. Berikut adalah beberapa penyebab utama polusi udara:
- Emisi Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor seperti mobil, truk, dan sepeda motor menghasilkan gas buang yang mengandung berbagai polutan, termasuk karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel-partikel halus.
- Industri
Proses industri seperti pembakaran bahan bakar fosil, produksi energi, dan manufaktur dapat mengeluarkan berbagai polutan udara seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), partikel-partikel, dan senyawa organik volatil.
- Pembakaran Bahan Bakar Fosil & Biomassa
Penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk energi dan pemanasan juga menghasilkan emisi polutan udara. Sedangkan biomassa seperti pembakaran kayu, jerami, dan limbah pertanian serta kebakaran hutan adalah sumber utama polusi udara di daerah pedesaan dan perkotaan.
- Polutan Indoor
Aktivitas dalam ruangan seperti memasak dengan kayu bakar, merokok, dan penggunaan produk kimia dalam rumah juga dapat menghasilkan polusi udara dalam ruangan.
- Aktivitas Konstruksi dan Alam
Proses konstruksi dan penggalian dapat mengangkat partikel-partikel debu dan limbah, yang dapat menyumbang pada polusi udara. Sedangkan dari alam seperti letusan gunung berapi, debu gurun, dan aliran alami dari gas-gas seperti radon juga bisa menyebabkan polusi udara.
- Efek Fotokimia
Reaksi kimia antara polutan seperti nitrogen dioksida dan senyawa organik volatil di bawah paparan sinar matahari dapat membentuk ozon dan partikel-partikel halus.
- Perubahan Iklim
Pemanasan global dapat mempengaruhi pola cuaca dan polusi udara, mengubah distribusi dan intensitas polutan.
Semua penyebab ini dapat saling berhubungan dan bervariasi dalam intensitasnya tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi geografis, cuaca, aktivitas manusia, dan lainnya.
Bagaimana Hubungan Polusi Udara dengan Kualitas Hasil Pertanian
“Polusi udara bertanggung jawab atas 40% perubahan iklim , dan kenaikan suhu yang terjadi dengan perubahan iklim dapat merusak produksi tanaman secara signifikan.” – Clarity.io
Selain itu, polusi udara pun mengganggu produksi pangan dan juga aksesnya. Melansir dari Clarity.io, di daerah-daerah seperti tropis dan subtropis, produktivitas tanaman pangan tidak hanya akan menurun, tetapi petani subsisten dan pekerja luar akan menghadapi hari kerja yang berkurang, karena kemampuan bernapas memburuk dan panas setiap hari meningkat,
Beberapa dampak polusi udara terhadap kualitas pertanian meliputi:
- Kerusakan Tanaman
Polutan udara seperti ozon troposferik dapat merusak jaringan tanaman dan mengganggu fungsi sel, termasuk proses fotosintesis dan pernapasan. Ini dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada tanaman, mengurangi pertumbuhan dan hasil panen.
- Pengurangan Hasil Panen
Polusi udara dapat menghambat produksi tanaman dengan mengganggu proses penyerbukan dan pembentukan buah serta biji. Hal ini dapat mengurangi jumlah dan kualitas hasil panen, berdampak negatif pada pasokan pangan.
- Perubahan Kualitas Hasil Panen
Polusi udara dapat mempengaruhi kualitas hasil panen, termasuk rasa, aroma, dan nilai gizi. Senyawa kimia yang dihasilkan oleh polusi udara dapat mengubah karakteristik organoleptik tanaman dan membuatnya kurang menarik bagi konsumen.
- Penurunan Kualitas Nutrisi
Polusi udara, terutama amonia dan nitrogen dioksida, dapat mempengaruhi kualitas nutrisi dalam tanaman. Ini dapat mengubah kandungan mineral dan nutrisi dalam hasil panen, berdampak negatif pada nilai gizi bagi manusia dan hewan yang mengonsumsinya.
- Peningkatan Kandungan Logam Berat
Polusi udara dapat membawa partikel-partikel logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri ke dalam tanah dan hasil panen. Ini dapat menyebabkan peningkatan kandungan logam berat dalam makanan dan berpotensi berdampak buruk pada kesehatan manusia.
- Gangguan Ekosistem Pertanian
Polusi udara dapat mengganggu ekosistem pertanian secara keseluruhan dengan mengganggu interaksi antara tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang mendukung pertumbuhan yang sehat.
- Penurunan Kualitas Tanah
Asam hujan yang diakibatkan oleh polusi udara dapat merusak struktur tanah dan menghilangkan nutrisi penting, mengurangi kesuburan tanah yang esensial bagi pertumbuhan tanaman.
- Peningkatan Risiko Penyakit dan Hama
Tanaman yang terpapar polusi udara dapat menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit dan hama, karena polusi udara dapat melemahkan sistem pertahanan tanaman.
Coba sekarang cek, bagaimana kondisi kualitas tanaman dan juga kondisi hewan ternak mu? Apa masih dalam kondisi sehat atau sudah berdampak seperti di atas?
Nah, kalau sudah berdampak, kamu masih bisa melakukan cara atau upaya untuk mengurangi dampak polusi udara terhadap kualitas hasil pertanian.
Cara Mengurangi Dampak Polusi Udara
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak polusi udara, di antaranya:
- Planting Cover Crops
Planting Cover Crops adalah tanaman penutup tanah, adalah praktik pertanian di mana tanaman-tanaman ditanam pada periode antara panen utama atau periode pertumbuhan tanaman utama dengan tujuan melindungi dan meningkatkan kualitas tanah serta ekosistem pertanian. Contoh tanaman penutup tanah antara lain jelai, kacang-kacangan, semangka, dan berbagai jenis tanaman lainnya yang dapat ditanam sesuai dengan kebutuhan lokal.
- Pengelolaan Pupuk yang Efisien
Menggunakan pupuk secara bijak dan tepat sasaran dapat mengurangi emisi amonia dan nitrogen oksida. Praktik pemberian pupuk berdasarkan kebutuhan tanaman dan analisis tanah dapat membantu meminimalkan kelebihan nutrien dan polusi.
- Rotasi Tanaman
Merotasi tanaman secara musiman atau tahunan pada lahan yang sama membantu memutus siklus hama dan penyakit serta mencegah penipisan nutrisi tanah. Praktik ini juga meningkatkan struktur dan kesuburan tanah sambil mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida sintetis.
- Pengolahan Tanah
Metode pengolahan tanah yang tepat, seperti pengolahan minim atau tanpa olah tanah, meminimalkan gangguan dan pemadatan tanah. Praktik ini meningkatkan struktur tanah, infiltrasi air, dan retensi bahan organik. Dengan mengganggu tanah lebih sedikit, praktik ini juga membantu menjaga mikroorganisme tanah dan mengurangi pelepasan emisi amonia dari pupuk.
- Manajemen Penggembalaan Holistik
Mengimplementasikan praktik penggembalaan berputar bagi peternakan memungkinkan padang rumput pulih dan berkembang, menyerap lebih banyak karbon di tanah.
- Pengurangan Penggunaan Bahan Kimia
Pertanian regeneratif bertujuan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia sintetis, termasuk pupuk dan pestisida, yang dapat berkontribusi pada emisi gas rumah kaca selama produksi dan aplikasinya.
Itulah berbagai upaya untuk mengurangi dampak polusi udara terhadap sektor pertanian. Dengan mengadopsi praktik-praktik regeneratif dan teknik pengelolaan tanah yang tepat, para petani dapat berkontribusi baik pada kesehatan tanah maupun mitigasi perubahan iklim, menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh.
PasarMIKRO, Aplikasi Perdagangan untuk Petani, Peternak, Nelayan dan Pedagang Pertama dan No. 1 di Indonesia
Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk memulai perubahan, bergabunglah dengan komunitas perdagangan terpercaya hanya di PasarMIKRO!