Home » Budidaya Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok
PasarMIKRO - Budidaya Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok

Tingkatkan Produksi Budidaya Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok

Tertarik untuk memulai budidaya ikan nila atau ingin mengetahui cara meningkatkan produksi ikan nila dan bagaimana pemasarannya? Yuk lanjutkan baca artikel ini!

Ikan nila menjadi 3 komoditas terbesar berdasarkan transaksi di PasarMIKRO, selama September 2023. Ikan nila atau emas hitam pun menjadi komoditas unggulan Indonesia di pasar global. Bahkan, berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia merupakan produsen ikan Nila terbesar kedua dunia sebanyak 12,29 ribu ton pada 2020. 

Maka tak heran, kalau Kementerian Kelautan, dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan target produksi ikan nila. Bahkan tahun 2023, KKP menargetkan sebanyak 2 juta ton. Tertarik untuk memulai budidaya ikan nila atau ingin mengetahui cara meningkatkan produksi ikan nila dan bagaimana pemasarannya? Yuk lanjutkan baca artikel ini!

Kelebihan Ikan Nila untuk Budidaya

Ikan nila sering disebut dengan emas hitam karena ciri-ciri ikan nila yang memiliki warna dasar putih atau abu-abu dengan bercak-bercak gelap atau garis-garis yang melintang di tubuhnya.

Produk ikan nila diperdagangkan baik di lokal maupun pasar global dalam berbagai bentuk, mulai dari ikan nila utuh segar, ikan nila yang sudah dibekukan, fillet ikan nila segar, dan juga yang sudah dibekukan. Khususnya, Amerika Serikat salah satu negara yang memiliki permintaan tinggi terhadap ikan nila fillet. 

Apa saja kelebihan yang dimiliki ikan nila sehingga menjadi komoditas favorit?

  1. Cepat Tumbuh

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang tumbuh dengan cepat. Dalam kondisi budidaya yang optimal, mereka dapat mencapai ukuran panen dalam waktu relatif singkat sekitar 3-4 bulan masa pemeliharaan.

  1. Toleran terhadap Kualitas Air yang Berfluktuasi

Ikan nila dapat bertahan dalam berbagai kondisi kualitas air, termasuk air dengan oksigen rendah atau sedikit aliran air. Hal ini membuatnya cocok untuk budidaya di berbagai jenis lingkungan perairan.

  1. Fleksibilitas Pakan

Nila termasuk ikan omnivora, yang berarti mereka dapat menerima berbagai jenis pakan, baik pakan buatan maupun pakan alami seperti plankton dan serangga.

  1. Mudah Beradaptasi

Ikan nila relatif mudah beradaptasi dengan berbagai sistem budidaya, termasuk budidaya kolam, keramba jaring apung, dan sistem bioflok.

  1. Pemeliharaan yang Mudah

Pemeliharaan ikan nila dalam kondisi budidaya relatif mudah dan tidak memerlukan peralatan mahal atau fasilitas yang rumit.

  1. Bisa Diversifikasi

Ikan nila dapat digunakan dalam sistem budidaya campuran dengan tanaman atau hewan lainnya, seperti budidaya ikan dalam sistem aquaponik.

Dari sisi permintaan pasar, ikan nila dari Indonesia belum bisa memenuhi permintaan fillet (daging iris) ikan nila ke Amerika Serikat karena memerlukan hasil panen 1,2 kilogram sedangkan saat ini berat ikan nila per satu ekor baru bisa mencapai maksimal  300 gram.

Teknologi Bioflok, Meningkatkan Produksi Ikan Nila

Cara budidaya ikan nila bisa dilakukan dengan berbagai metode. Dalam artikel ini, kami akan fokus membahas bagaimana budidaya ikan nila dengan menggunakan teknologi bioflok. 

Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok bisa meningkatkan produksi 3 kali lipat. Jika dibandingkan dengan cara konvensional, sistem bioflok lebih cepat dari sisi panen. Sistem bioflok hanya memerlukan waktu panen 75 sampai 90 hari sedangkan konvensional harus 80 sampai 11 hari.

Sistem bioflok adalah teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mendaur ulang nutrisi limbah khususnya mikroorganisme dan mengandalkan pasokan oksigen. Teknologi bioflok ini juga cocok digunakan untuk budidaya ikan nila, lele, dan patin. Istilah “bioflok” berasal dari penggabungan dua kata, yaitu “bios” dan “flok“. Di sini, “bios” adalah kata bahasa Yunani yang berarti “kehidupan” atau “makhluk hidup,” sedangkan “flok” mengacu pada partikel yang mengendap atau tergumpal dalam air.

Cara Kerja Sistem Bioflok

Budidaya ikan nila dengan teknologi bioflok bisa terbentuk asalkan 4 komponen ini ada di dalamnya, antara lain:

  • sumber karbon
  • bahan organik dari sisa kotoran pakan ikan
  • bakteri pengurai
  • ketersediaan oksigen

Bioflok dapat terjadi melalui pengadukan bahan organik yang terdiri dari aerasi. Aerasi merupakan proses pengenalan dan penambahan oksigen ke dalam air. Aerasi dilakukan untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam air sehingga ikan dapat bernafas dengan baik dan pertumbuhan serta kesehatan ikan dapat dijaga. Aerasi juga berfungsi untuk menguraikan bahan organik. 

Selanjutnya, setelah aerasi terjadi proses penyerapan mineral seperti amonia, fosfat, dan nutrien yang larut dalam di dalam air. Dengan adanya proses-proses ini, bakteri yang ada dalam air adalah bakteri yang berguna untuk membentuk konsorsium. Konsorsium merupakan mikroorganisme yang hidup bersama-sama dalam lingkungan tertentu dan memiliki hubungan simbiosis atau saling menguntungkan satu sama lain.

Selain konsorsium, flok juga akan terbentuk. Setelah semua terbentuk, akan menghasilkan kualitas air yang baik dan bahan organik pun dapat didaur ulang menjadi flok atau gumpalan zat padat yang berukuran besar. Flok ini pun bisa menjadi makanan ikan.

Tahapan Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Teknologi Bioflok

Merangkum dari berbagai sumber, ada beberapa tahapan yang harus kamu lakukan untuk memulai budidaya dengan teknologi bioflok, di antaranya:

  1. Persiapan Kolam Bioflok
    • Buat kolam bundar berukuran diameter 2-3 meter dengan kedalaman 2 meter. Kolam dibersihkan atau sikat terlebih dulu.
    • Pasang peralatan untuk bioflok seperti selang aerator, filter saluran pemasukan, pipa pembuangan, pompa, blower 100 watt untuk 6 unit kolam bundar. Alat-alat dipasang di setiap kolam untuk mengetahui kekuatan arus air, dan pengadukannya pun dibuat melingkar.
  2. Persiapan Air Kolam
    • Siapkan garam krosok 1 kg/m3, kapur dolomit 50 gram/m3, molase 100 ml/m3, probiotik dengan komposisi bakteri Bacillus sp. 10 ml/m3. 
    • Diamkan selama 7 sampai 14 hari sampai dinding kolam terasa licin saat dipegang.
  3. Proses Padat Tebar Nila
    • Cek kualitas air minimal kandungan oksigen terlarut 3 mg/L dan pH 6-8 serta dilakukan pengamatan warna air.
    • Kepadatan ikan bisa 100-150 ekor/ m3
    • Penebaran dilakukan sore hari atau pagi hari
    • Lakukan aktimatisasi atau proses adaptasi ikan pada media baru. 
    • Penuhi kolam bioflok dengan air, tunggu selama 5 menit
    • Sebarkan benih perlahan setelah 5 menit proses pemberian air, agar nila tidak stres.
  4. Pemberian Pakan Ikan Nila
    • Ikan diberi makan setelah 2x 24 jam
    • Takaran pakan 3 persen dari berat badan ikan
    • Pakan ikan nila bisa berupa dedak, ampas kelapa, pelet, dan sisa makanan dapur.
  5. Pemeliharaan Kolam
    • Air kolam diganti per 10 hari atau saat air kolam sudah kotor
    • Tambahkan molase atau probiotik
    • Tambahkan dolomit jika terjadi perubahan pH menjadi asam
    • Air media sebaiknya warna kecoklatan

Proses Panen dan Pemasaran Ikan Nila

Umumnya ikan nila dipanen selama 4-6 bulan dengan berat sekitar 400 – 600 gram per ekor. 

Kolam ikan dikeringkan apabila panen ikan secara keseluruhan. Setelah panen, kamu harus mulai melakukan proses pemasaran. Pemasaran ikan nila yang paling banyak digemari yaitu melalui pengepul. 

Pembudidaya ikan nila hanya perlu mencari pengepul dan pengepul akan mengambil ikan nila secara langsung. Hanya saja, butuh usaha yang ekstra untuk mencari pengepul yang terpercaya. 

Agar lebih mudah, pembudidaya ikan nila bisa menggunakan aplikasi PasarMIKRO yang bisa mempertemukan para peternak, petani, atau nelayan dengan para pengepul terpercaya. 

Pembudidaya ikan nila, tidak perlu khawatir kalau pengepul akan membayar dengan cara tempo atau berkala karena di PasarMIKRO, pengepul bisa menggunakan program Talangin, sehingga pembayaran ke pembudidaya akan dibayarkan terlebih dulu oleh PasarMIKRO. 

Transaksi ikan nila bisa dilakukan meskipun harga ikan nila di pasaran terjadi fluktuasi! 

Coba sekarang dan rasakan manfaatnya dari berbagai fitur aplikasi PasarMIKRO. Isi form di bawah ini dan tim kami akan menghubungi!

Form Lead Generation - Budidaya Ikan Nila dengan Bioflok

Post navigation

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cara Beradaptasi dengan Perubahan Preferensi Konsumen dalam Agribisnis

Mengelola Pasca Panen : Penanganan, Penyimpanan, dan Pemasaran

Gerakan dari Kebun ke Meja Makan: Mendukung Sistem Pangan Lokal dan Berkelanjutan

Hati-Hati, Kenali Penyakit Antraks: Akibat, Proses, dan Jenis, dan Pencegahannya