Home » Cara Beradaptasi dengan Perubahan Preferensi Konsumen dalam Agribisnis
PasarMIKRO - Perdagangan Pertanian

Cara Beradaptasi dengan Perubahan Preferensi Konsumen dalam Agribisnis

Dalam artikel ini, kami akan berbagi tips bagaimana agar bisnis bisa beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen sehingga bisa bertahan dan terus mengembangkan agribisnis kamu!

Dalam sektor perdagangan sektor agrikultur, preferensi konsumen memengaruhi perkembangan bisnis. Agar berhasil dalam bisnis agrikultur yang kompetitif, kamu harus beradaptasi terhadap preferensi dan perilaku konsumen . 

Dalam artikel ini, kami akan berbagi tips bagaimana agar bisnis bisa beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen sehingga bisa bertahan dan terus mengembangkan agribisnis kamu!

Pengertian Preferensi Konsumen

Mengapa para pelaku di bidang agrikultur, baik petani, peternak, pembudidaya, ataupun pedagang harus beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen? Singkatnya karena preferensi konsumen dapat memengaruhi keputusan pembelian

Jadi, apa itu preferensi konsumen?

Secara umum preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak konsumen terhadap produk yang akan dikonsumsi. Para ahli dibidangnya pun mengemukakan pendapat terkait pengertian preferensi konsumen.

  • Preferensi konsumen (minat beli) adalah sikap pelanggan yang menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan nilai kepuasan terhadap apa yang dibeli atau yang ditawarkan, sehingga orang yang menginginkan barang atau jasa telah mempunyai sikap perilaku pembelian. (Marwan, 1990:12)
  • Preferensi konsumen adalah suatu pilihan suka atau tidak suka konsumen terhadap terhadap suatu produk, baik barang ataupun jasa yang dikonsumsi atau digunakan. (Schifman dan Kanuk, 2000)
  • Preferensi konsumen merupakan suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan merek produk yang terbentuk melalui evaluasi atas berbagai macam merek dalam berbagai pilihan yang tersedia. (Kotler dan Keller, 2009)
  • Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari berbagai barang. (Indarto, 2011)

Kamu harus tahu bahwa preferensi konsumen merupakan sebuah rangkaian atau tahapan. Misalkan, tengkulak A biasanya mencari para petani yang menjual sayuran. Dalam memilih sayuran yang akan dijualnya, tengkulak menemukan atau bertemu dengan bermacam para petani sayuran dengan segala atribut yang berbeda. Hingga akhirnya dia berada di tahapan memilih.

Hierarki Efek

Koller dan Ketler, 2007 membuat sebuah model yang dinamakan “Hierarchy of Effect” dimana ada 6 tahapan atau langkah yang harus dilalui konsumen, di antaranya:

  1. Awareness / Kesadaran: Konsumen sadar akan produk atau layanan.
  2. Knowledge / Pengetahuan: Konsumen tahu tentang produk atau layanan, termasuk fitur, manfaat, dan perbandingannya dengan produk atau layanan lain.
  3. Liking / Menyukai: Konsumen mengembangkan sikap positif terhadap produk atau layanan.
  4. Preference / Preferensi: Konsumen lebih memilih produk atau layanan daripada produk atau layanan serupa lainnya.
  5. Conviction / Keyakinan: Konsumen yakin bahwa produk atau layanan adalah pilihan yang tepat untuk mereka.
  6. Purchase / Pembelian: Konsumen membeli produk atau layanan.

Akan tetapi, hierarki efek teori dikritik karena terlalu sederhana. Selain itu, tidak semua konsumen mengikuti jalur tahapan ini. Ada konsumen yang bisa melewati tahapan tertentu, sementara yang lain bisa saja kembali ke tahapan sebelumnya.

Faktor-Faktor Preferensi Konsumen

Saat membahas preferensi konsumen, tidak bisa lepas dari perilaku dan keputusan pembelian dari konsumen itu sendiri. Ada beberapa faktor yang memengaruhi preferensi konsumen saat membeli komoditas agrikultur. Mulai dari faktor ekonomi, budaya, sampai persepsi setiap individu.

  1. Budaya dan Agama

Budaya, dan agama sangat membawa pengaruh tinggi terhadap preferensi konsumen. Konsumen akan menghindari apa yang dilarang oleh budaya atau agama yang mereka percayai. Misalkan untuk pemeluk agama hindu, sapi adalah hewan yang suci. Sehingga mereka tidak akan membeli daging sapi untuk dikonsumsi. Pun begitu dengan pemeluk aga islam, yang tidak akan mengonsumsi daging babi karena babi dianggap haram.

  1. Gaya Hidup

Setelah adanya pandemi Covid-19, terjadi perubahan preferensi konsumen. Beberapa di antaranya lebih memilih sayuran organik. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh IPB mengenai preferensi konsumen terhadap sayuran organik menunjukan bahwa Alasan utama konsumen membeli sayuran organik adalah karena kandungan gizi yang lebih baik dari sayuran konvensional.

  1. Media Sosial

Era teknologi saat ini, media sosial membawa pengaruh bagi penggunanya. Apa yang dikatakan orang-orang di media sosial mengenai produk atau layanan dapat menjadi faktor saat mengambil keputusan. Misalkan saja ada di media sosial ada influencer yang sering membuat konten terkait kebiasaannya dalam mengkonsumsi rempah-rempah untuk kesehatan.

  1. Persepsi Tiap Individu

Setiap orang memiliki persepsi atau pandangan berbeda akan suatu komoditas. Persepsi di sini bisa mencakup terkait harga, selera, ataupun kualitas suatu komoditas. Misalkan tengkulak A, lebih dominan melakukan pembelian bawang merah Brebes karena pembelinya lebih menyukai bawang merah jenis Brebes yang bagus jika diolah menjadi bawang goreng. Ada juga tengkulak B yang lebih memilih bawang merah Madura karena harganya jauh lebih terjangkau.

Tips Mengatasi Perubahan Perilaku Konsumen

Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi preferensi konsumen, saatnya kamu beradaptasi dengan cara-cara di bawah ini:

  1. Memahami Karakteristik Konsumen

Kenali dan pahami siapa pelanggan kamu ya! Apa yang mereka inginkan dan bagaimana perilakunya. Misalkan saja, kamu memasarkan komoditas salak ke supermarket, lakukan survei kecil terhadap konsumen di sana. Bagaimana konsumen dalam memilih salak, apa dari segi harga, ukuran, atau kemasan. Setelah itu, kamu bisa mengelompokkannya berdasarkan segmentasinya. Bisa berdasarkan demografi, preferensi, dan perilaku konsumennya.

  1. Inovasi Produk dan Layanan

Dengan melakukan inovasi, kamu bisa menawarkan komoditas dengan harga tinggi, membedakan diri dengan pesaing, bahkan menciptakan pelanggan yang setia. Misalkan saja petani pisang yang bisa menjual langsung buah pisang ke tengkulak atau melalui aplikasi PasarMIKRO, melakukan inovasi dengan memanfaatkan kulit pisang untuk dijadikan keripik. Seperti yang dilakukan Ratna Prawira, merangkum dari Kompas.com, ia membuat kulit keripik pisang agar tidak ada yang terbuang sia-sia.

  1. Membangun Identitas Merek yang Kuat

Identitas merek di sini meliputi logo, slogan, visi misi hingga tagline. Dengan membangun identitas merek yang kuat, agribisnis mu akan mendapatkan kepercayaan, kredibilitas, terhubung secara emosional dengan pelanggan, dan terciptanya reputasi yang positif. Kamu bisa membuat konten bagaimana cara menanam sayuran organik, dsb.

  1. Memanfaatkan Kekuatan Digital

Dengan memanfaatkan transformasi digital, kamu bisa menjangkau dan melibatkan lebih banyak pelanggan, dan optimalkan serta biaya yang seefisien mungkin. Kamu bisa menggunakan aplikasi seperti PasarMIKRO untuk mengelola agribisnis dan melakukan transaksi secara online. Selain itu, dalam satu aplikasi, kamu bisa bertemu dengan para petani, peternak, nelayan dan juga para pedagang yang terpercaya.

  1. Memantau dan Mengukur Kinerja

Yang terakhir, apa yang telah kamu lakukan untuk mengembangkan usaha agrikultur atau dalam menjual komoditas, pastikan harus terukur dan terlihat hasilnya. Dengan memantau dan mengukur kinerja, kamu dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, belajar dari kesuksesan dan kegagalan, serta meningkatkan strategi. Indikator mudah yang bisa kamu lakukan misalkan pendapatan dan keuntungan. Saat bertransaksi menggunakan aplikasi PasarMIKRO, kamu bisa memantau dan mengukur kinerja.  Dengan adanya fitur Catatan Keuangan, kamu bisa memantau riwayat pemasukan dan pengeluaran usaha kamu.

PasarMIKRO - Nelayan Indonesia

PasarMIKRO, Aplikasi Perdagangan untuk Petani, Peternak, Nelayan dan Pedagang Pertama dan No. 1 di Indonesia

Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk memulai perubahan, bergabunglah dengan komunitas perdagangan terpercaya hanya di PasarMIKRO!

Play Store Badge
Aplikasi Digitalisasi Perdagangan Agrikultur

Post navigation

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inilah Cara Meningkatkan Produktivitas dan Pengendalian Penyakit pada Pohon Buah Naga

Cara Melakukan Pemasaran Telur Ayam yang Efektif

Memahami Apa itu Tren Pasar Komoditas Pertanian

Pentingnya Digitalisasi Perdagangan di Kalangan Petani dan Pedagang di Indonesia