Home » Mengatasi Tantangan dalam Logistik dan Distribusi untuk Sektor Agrikultur
PasarMIKRO - Distribusi Logistik Sektor Agrikultur

Mengatasi Tantangan dalam Logistik dan Distribusi untuk Sektor Agrikultur

Salah satu tantangan dalam logistik dan distribusi sektor agrikultur di Indonesia adalah luas wilayah dan kondisi geografis.

Logistik dan distribusi agrikultur akan memengaruhi daya saing di pasaran. Ambil contoh dari kejadian pandemi COVID 19, masih ingatkah kamu bahwa kita pernah merasakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)? Yang mana setiap aktivitas dan tempat mulai dibatasi dari segi jumlah orang dan jam operasional. Guna menekan tingginya penularan COVID 19.

Lalu apa dampaknya untuk sektor agrikultur? Harga di konsumen terjadi kenaikan sedangkan harga di tingkat produsen mengalami penurunan. Belum lagi keragaman komoditas antara satu kota dan kota lain yang berbeda. Hal ini terjadi karena efek dari sulitnya mendistribusikan pangan tersebut. Apa yang harus kita lakukan agar agrikultur di Indonesia bisa terus bersaing dan memenuhi kebutuhan di pasaran? Apa saja tantangan logistik dan distribusi tersebut? Untuk mencari tahu lebih lanjut, yuk baca artikel ini hingga selesai.

Apa itu Logistik dan Distribusi di Sektor Agrikultur?

Kedua istilah ini memiliki tujuan yang sama yakni menyampaikan hasil dari komoditas agri secara efisien dari tempat satu ke tempat lain tapi memiliki pengertian yang berbeda. Melansir dari GetCircuit, logistik memiliki arti merencanakan, mengelola, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pergerakan barang dari titik A ke titik B. Kegiatan logistik ini cukup luas meliputi:

  • Manajemen transportasi,
  • Pengiriman,
  • Gudang,
  • Material, sampai
  • Inventaris

Sedangkan distribusi yaitu suatu cara untuk mendapatkan cara terbaik memindahkan produk dari berbagai tahap dengan cara yang paling efisien. Yang terdiri dari:

  • Pengemasan
  • Penyimpanan
  • Pengangkutan barang
  • Pengembalian barang

Tantangan-Tantangan Logistik dan Distribusi Komoditas Agribisnis

Setelah mengetahui hal dasar pengertian logistik dan distribusi, saatnya kamu cari tahu apa saja tantangan yang harus dihadapi dari logistik dan distribusi agrikultur di Indonesia.

Luas Wilayah dan Kondisi Geografis

Salah satu tantangan dalam logistik dan distribusi sektor agrikultur di Indonesia adalah luas wilayah dan kondisi geografis. Melansir dari Wikipedia, Indonesia memiliki luas daratan mencapai 1.904.569 kilometer persegi, luas perairan yang memisahkan pulau-pulaunya mencapai 6.159.032 kilometer persegi dan Indonesia juga terdiri dari 1.671 pulau.

Nah, dari letak dan luas wilayah akan memunculkan karakteristik yang berbeda setiap daerahnya ya. Dengan banyaknya pulau-pulau di Indonesia akan menciptakan agribisnis dengan lokasi usaha yang terpencar-pencar.

Seagai contoh, suatu tempat yang berada di daerah pantai akan memiliki karakteristik suhu tinggi, umumnya memiliki dataran rendah dan sebagian besar akan bekerja sebagai nelayan Oleh karena itu, sistem logistik dan distribusi agrikultur di Indonesia harus mengakomodasi perbedaan karakter di setiap daerah tersebut.

Bagaimana fakta yang terjadi di lapangan? Sistem logistik agrikultur di Indonesia masih belum optimal karena memakan biaya yang tinggi sekitar 20-25% dari hpp (harga pokok penjualan).

Penanganan Pasca Panen yang Tidak Tepat

Penyebab biaya logistik tinggi karena aktivitas logistik yang tidak efisien. Salah satu faktor aktivitas logistik yang tidak efisien tersebut yakni terjadi pada pasca panen yang tidak tepat.

Pasca panen yang tidak tepat bisa mengakibatkan hasil panen hilang mencapai 50%. Komoditas buah dan sayur kehilangan pasca panen karena penyusutan berat ataupun kerusakan sebesar 25-40%. Angkanya terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju.

Infrastruktur yang Belum Merata

Dikutip dari CNN Indonesia, Presiden Joko Widodo mengakui bahwa infrastruktur Indonesia belum merata.

“Ada yang bawa motor terpeleset tadi karena infrastruktur kita memang belum sempurna. Ada yang sudah mulus kayak jalan tol, tetapi ada yang masih becek” – tutur Pak Jokowi.

Wilayah mana saja yang masih kurang dari segi infrastuktur? Media Indonesia memaparkan, tahun 2020, masih ada 4 wilayah distribusi PDB (Produk Distribusi Bruto) yang harus ditingkatkan lagi kontribusinya antara lain:

  • Kalimatan (7.94%)
  • Sulawesi (6,66%)
  • Bali-Nusa Tenggara (2,94%)
  • Papua (2,35%)

Luas wilayah lautan di Indonesia lebih luas dibandingkan daratan dan terdiri atas pulau-pulau. Ketersediaan tol laut Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga biaya logistik ikan pun mahal di pasar.

Selain berdampak pada kenaikan pada komoditas agribisnis, berdampak pula dengan waktu pengiriman. Semakin lama waktu pengiriman efeknya akan memengaruhi kualitas komoditas.

Cuaca dan Bencana Alam

“Indonesia menempati peringkat ke-37 dari 180 negara paling rentan bencana alam.” – The World Risk Index, 2019.

Wilayah-wilayah yang ada di Indonesia berpotensi memiliki resiko tinggi terhadap bencana alam, di antaranya banjir, gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem. Ada beberapa bencana alam seperti banjir dan curah hujan yang bisa diprediksi BMKG sedangkan gempa bumi masih belum bisa diprediksi. Saat bencana alam terjadi, nelayan, peternak, petani, perusahaan logistik hingga pedagang pun harus menerima resiko apapun yang terjadi.

Cara Meningkatkan Logistik dan Distribusi Sektor Agrikultur

Untuk mendapatkan solusi dari tantangan-tantangan di atas, kita bisa belajar dari negara Jepang yang telah sukses membuat kemajuan dalam dunia logistik dan distribusi.

Jepang pun termasuk negara maritim karena dikelilingi oleh laut di semua sisi. Nah, bagaimana ya Jepang bisa mengatasi pengiriman komoditas agribisnisnya tersebut?

  1. Mengembangkan Organisasi

Memaparkan dari hasil penelitian yang dilakukan DRC (Development Research Center of the State Council of the People’s Republic of China), peran pemerintah sangatlah penting untuk mempromosikan dan meningkatkan organisasi petani. Di beberapa negara seperti Jepang, Cina, dan Taipei menunjukkan bahwa logistik modern bisa terlaksana dalam skala kecil jika memiliki sistem koperasi yang besar dan terpusat dengan organisasi yang terstruktur secara hirarkis di seluruh tingkat geografis. Pemerintah harus andil dalam membentuk hingga manajemen.

Jadi, yang bisa kamu lakukan sekarang mulai aktiflah untuk mencari tahu dan daftar menjadi anggota organisasi agribisnis yang sesuai. Dengan bergabung di organisasi tersebut, kamu bisa mendapatkan informasi bahkan dukungan untuk logistik dan distribusi yang biasanya diberikan dari pemerintah, LSM, dan perusahaan swasta.

  1. Berinvestasi dalam Infrastruktur

Tampak klise tapi tantangan yang paling utama dari logistik dan distribusi di Indonesia adalah infrastruktur. Akan tetapi masalah utama dari pembangunan selalu berujung dengan pendanaan. Pembangunan membutuhkan biaya yang besar sedangkan dana dari pemerintah tergolong kecil. Melansir dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, salah satu inovasi yang bisa dilakukan yakni PPP (Public Private Partnership) bekerjasama dengan Perusahaan Swasta untuk menarik investor asing.

  1. Standarisasi Kemasan

Salah satu penyebab biaya logistik yang tinggi karena komoditas tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan bisa disebabkan pengemasan yang kurang baik. Dampak dari pengemasan buruk bisa mengakibatkan hal-hal di bawah ini, antara lain:

    • Peningkatan pembusukan
    • Produk rusak
    • Potensi bahaya keamanan pangan

Oleh karena itu, sebaiknya dibuat standar nasional bagaimana pengemasan untuk buah-buahan, sayuran, produk daging ataupun ikan. Hal ini akan memudahkan pengiriman barang dari satu titik ke titik lainnya.

  1. Pendistribusian Dilengkapi Teknologi Pendingin

Masih tergolong sedikit kendaraan logistik dan juga gudangnya yang sudah memiliki pendingin berdasarkan jenis produk. Kebanyakan masih menggunakan cara tradisional dalam mendinginkan produk seperti menggunakan es. Hal ini hanya akan mempercepat pembusukan. Semakin banyak komoditas yang gagal, seamkin tinggi pula harga jualnya.

  1. Memanfaatkan Teknologi

Di level mikro atau pelaku seperti petani, peternak, dan nelayan harus ada strategi yang sistematis untuk mempertemukan pelaku dengan pedagang. Cara tercepat yang bisa dilakukan yakni memanfaatkan teknologi.

PasarMIKRO bisa menjadi solusi mudah dan aman yang bisa kamu manfaatkan untuk menjual komoditas ke pedagang atau tengkulak terpercaya. Sehingga, kamu tidak perlu menyimpan hasil komoditas dalam jangka waktu yang cukup lama.

Jadi, tantangan logistik dan distribusi pada sektor pertanian di Indonesia bisa diatasi kalau semua pihak mulai dari level makro (kebijakan pemerintah), level miso (pengembangan sektor pertanian), dan level mikro (pelaku seperti petani, peternak, nelayan) bisa bekerjasama dan mengerjakan sesuai dengan fungsinya. Sehingga logistik dan distribusi berjalan efektif yang mengakibatkan komoditas agribisnis di Indonesia memiliki produk yang berkualitas tinggi, aman, dan harga yang stabil.

PasarMIKRO - Nelayan Indonesia

PasarMIKRO, Aplikasi Perdagangan untuk Petani, Peternak, Nelayan dan Pedagang Pertama dan No. 1 di Indonesia

Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk memulai perubahan, bergabunglah dengan komunitas perdagangan terpercaya hanya di PasarMIKRO!

Play Store Badge
Aplikasi Digitalisasi Perdagangan Agrikultur

Pertanyaan Umum Seputar Logistik dan Distribusi Sektor Agrikultur

Apa pengertian logistik dan distribusi di sektor agrikultur?

Logistik merujuk pada perencanaan, pengelolaan, koordinasi, dan pengendalian pergerakan barang dari titik A ke titik B, meliputi manajemen transportasi, pengiriman, gudang, material, dan inventaris. Distribusi adalah cara terbaik untuk memindahkan produk dari berbagai tahap dengan cara yang paling efisien, termasuk pengemasan, penyimpanan, pengangkutan barang, dan pengembalian barang.

Apa tantangan logistik dan distribusi dalam sektor agrikultur di Indonesia?

Tantangan-tantangan logistik dan distribusi dalam sektor agrikultur di Indonesia meliputi luas wilayah dan kondisi geografis yang berbeda di setiap daerah, penanganan pasca panen yang tidak tepat dan menyebabkan kerugian hasil panen, infrastruktur yang belum merata, cuaca dan bencana alam, serta biaya logistik yang tinggi.

Mengapa infrastruktur menjadi tantangan dalam logistik dan distribusi agrikultur di Indonesia?

Infrastruktur di Indonesia masih belum merata, dengan beberapa wilayah yang masih kekurangan infrastruktur yang memadai. Hal ini memengaruhi biaya logistik dan distribusi, terutama di wilayah yang sulit dijangkau.

Apa dampak cuaca dan bencana alam terhadap logistik dan distribusi agrikultur di Indonesia?

Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem. Hal ini dapat mempengaruhi logistik dan distribusi dalam sektor agrikultur, menyebabkan penundaan pengiriman dan kerusakan produk.

Post navigation

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gerakan dari Kebun ke Meja Makan: Mendukung Sistem Pangan Lokal dan Berkelanjutan

Cara Mendapatkan Solusi Pengembangan Usaha Agribisnis yang Efektif

Pemasaran yang Efektif dan Cara Meningkatkan Kualitas Buah Mangga

Apa itu Produk Domestik Bruto (PDB)? Berikut Seluk-Beluk Tentang PDB