Home » Anto, 7 Tahun Menekuni Usaha Menjadi Suplier Supermarket
PasarMIKRO - Anto, Suplier Buah dan Sayuran, Yogyakarta

Anto, 7 Tahun Menekuni Usaha Menjadi Suplier Supermarket

Selama kurun waktu 7 tahun Anto fokus menjadi suplier supermarket untuk produk buah dan sayuran untuk lokal maupun nasional. Kita akan sama-sama belajar dari Pak Anto, suplier supermarket yang sudah menekuni usahanya selama 6 - 7 tahun.

Menjadi suplier untuk supermarket cukuplah sulit. Akan tetapi bukan suatu yang mustahil asalkan kamu bisa memenuhi syarat-syarat yang diberikan supermarket tersebut. Kalau kamu tertarik untuk menjadi suplier supermarket, artikel ini tepat banget nih buat kamu! Kita akan sama-sama belajar dari Pak Anto, suplier supermarket yang sudah menekuni usaha ini selama 6- 7 tahun.

Keuntungan Menjadi Suplier Supermarket

Meskipun menjadi suplier di supermarket itu tidak mudah. Banyak pengusaha berlomba-lomba untuk bisa memasarkan produknya di supermarket, salah satunya Pak Anto.

Pak Anto fokus menjadi suplier buah dan sayuran untuk ke supermarket lokal maupun nasional.

“Banyak hal menarik dalam menekuni bisnis ini. Salah satu manfaatnya kita bisa mendapatkan kepastian pembayaran dari supermarket.” ungkapnya saat kami temui di tempat pengemasannya di Turi, Sleman.

Ada banyak manfaat lain yang bisa kamu rasakan seperti Pak Anto saat memasukkan produk pertanian ke supermarket atau pasar modern, antara lain:

  • Dapat Bersaing dengan Kompetitor

Di pasar modern, tentunya ada banyak kompetitor yang menjual komoditas serupa dengan kamu. Kamu bisa menjadikan ini sebagai sarana belajar. Kamu bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap kompetitor dan membandingkannya dengan produk mu. Sehingga bisa melakukan inovasi perkembangan!

  • Target Pasar yang Luas

Dengan menjadi suplier pasar modern, komoditas mu bisa mendapatkan kesempatan untuk dijual di setiap cabang-cabang pasar modern tersebut. Sehingga bisa dibeli oleh para pelanggan supermarket yang beragam.

  • Memudahkan Proses Brand Awareness

Kesadaran merek (Brand Awareness) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana produk kamu dikenal oleh pasar. Dengan memajangnya di etalase atau rak pasar modern, apalagi menggunakan packaging yang menarik dan memiliki ciri khas, akan membuat calon pelanggan mengenal produk kamu.

Jenis-Jenis Pasar Modern

Pasar modern dan pasar tradisional adalah dua jenis pasar yang berbeda. Di pasar tradisional transaksi dilakukan secara langsung antara pembeli dengan penjual dan bisa melakukan proses tawar menawar. Sedangkan di pasar modern sistem transaksi dilakukan di kasir tanpa proses tawar menawar.

Supermarket merupakan salah satu jenis dari pasar modern. Masih ada banyak jenis pasar modern di Indonesia. Apa sajakah itu? Yuk kita cari tahu!

  1. Supermarket atau Swalayan

Toko besar yang menjual segala macam kebutuhan sehari-hari. Selain menjual kebutuhan sehari-hari ada juga produk seperti furniture atau alat-alat elektronik.

  1. Hypermarket

Memiliki ciri bangunan yang lebih besar dibandingkan supermarket. Begitu pula dengan jumlah produknya yang beragam. Produk yang dijual bisa mencapai 50 ribu jenis bahkan lebih.

  1. Grosir

Tempat khusus dimana pelanggan melakukan pembelian secara partai atau dalam jumlah banyak yang tujuannya dijual kembali secara langsung atau tidak langsung.

  1. Minimarket

Dari segi ukuran, minimarket cenderung kecil dan berada di dekat pemukiman warga. Untuk produknya pun tidak lebih dari 500 jenis.

Syarat-syarat Menjadi Suplier Pasar Modern

Pak Anto, memilih untuk menjadi suplier supermarket. Bagaimana dengan kamu? Apapun jenis pasar modern yang akan kamu pilih, yuk persiapkan syarat-syarat mendasar yang harus dipenuhi!

  1. Produk Memiliki Nilai Potensial

Produk potensial akan bisa menarik perhatian pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, dan tentunya produknya tersebut sesuai permintaan masyarakat.

Hal ini tercermin dengan produk buah-buahan serta sayuran yang Pak Anto kirim ke supermarket lokal dan nasional. Di tempat pengemasannya tersebut, kami mendengar mesin-mesin yang bergemuruh, membantu proses pengemasan salak agar kondisinya tetap segar.

  1. Produk Sudah Memiliki Merek / Brand

Pelanggan harus mendapatkan jaminan pembelian produk saat membeli di supermarket. Dari siapa produk itu diproduksi, tanggal produksi, sampai tanggal kadaluarsa. Selain itu, dengan memiliki merek, produk kamu lebih mudah dikenal meskipun di antara kompetitor yang memiliki produk serupa.

Pun begitu dengan Pak Anto, untuk jenis produk yang ia keluarkan adalah salak madu dengan merek di pasaran Salakku Jogja. Apalagi Salakku Jogja milik Pak Anto ini punya kemasan menarik dan ukuran buah salaknya yang besar. Maka tak heran ya, beliau bisa menjadi suplier supermarket lokal dan nasional!

  1. Memiliki Legalitas Produk

Salah satu bagian yang krusial adalah menyiapkan dokumen penunjang kelegalan produk. Melansir dari Pertanian Jogjakarta, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko bertujuan untuk meningkatkan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha, melalui Perizinan Berusaha secara lebih efektif dan sederhana serta pengawasan kegiatan usaha yang transparan, terstruktur, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dari sumber lain smartlegal.id, Izin Edar wajib dimiliki untuk Makanan dan Minuman (Pangan Olahan) yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk dijual dalam kemasan eceran, dengan segala pengecualiannya (Pasal 91 ayat (1) UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan (UU Pangan)).

Semua aturan tersebut dilakukan untuk melakukan pengawasan konsumsi kepada konsumen. Hal ini juga akan mempengaruhi tingkatan resiko dari setiap produk. Untuk buah-buah dan sayur termasuk dalam kategori Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan termasuk pangan yang beresiko tinggi karena bisa terkena indikasi campuran kimia. Maka dari itu, untuk yang termasuk pangan resiko besar harus memiliki NIB dan izin edar PSAT.

Adapun legalitas secara umum untuk masuk ke supermarket yang dibutuhkan antara lain:

  1. Surat NIB (Nomor Induk Berusaha)
  2. Surat PIRT (Produksi Pangan Industri Rumah Tangga)
  3. Izin edar PSAT (Pangan Segar Asal Tumbuhan)
  4. Izin edar BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)
  5. Surat Sertifikat Halal dari MUI

Kendala yang Dihadapi Pak Anto Sebagai Suplier Supermarket

“Kendala cukup banyak karena bermain dengan supermarket membutuhkan ketekunan dan ketelitian. barang berkualitas dan pendanaan yang kuat. Maka kita harus mengelola semuanya agar berjalan jika terjadi kendala bisa mengatasinya.” tutur Pak Anto.

Pak Anto bisa mengatasi kendala-kendala tersebut dengan bantuan atau solusi dari PasarMIKRO. Ia menggunakan PasarMIKRO, Desember tahun lalu dan sampai sekarang aktif menggunakannya untuk bertransaksi.

“Saya aktif menggunakan PasarMIKRO untuk bertransaksi demi keamanan bersama. Bagi saya secara pribadi memberikan 3 hal baru. Pertama, memberikan kepastian dana pembayaran, kedua keamanan bagi dua belah pihak yang bertransaksi, dan ketiga dapat memperluas jaringan dengan partner-partner yang baru.”  pungkasnya.

PasarMIKRO membantu mempertemukan para tengkulak atau pengepul yang telah dikurasi sebelumnya untuk bertemu dengan para petani, peternak, dan nelayan. Peran tengkulak masih memiliki peranan penting untuk menghubungkan para petani ke distributor dan perusahaan yang tertarik membeli komoditas tertentu.

Kamu juga bisa buktikan sendiri seperti Pak Anto, bagaimana PasarMIKRO membantu meningkatkan omzet usaha mu dan memperluas jangkauan pasar. Daftar ke PasarMIKRO sekarang. Atau kamu dapat langsung mengunduh aplikasi PasarMIKRO sekarang melalui Google Play Store. Mudah, cepat, dan gratis!

PasarMIKRO - Salak Madu Yogyakarta

PasarMIKRO, Aplikasi Perdagangan untuk Petani, Peternak, Nelayan dan Pedagang Pertama dan No. 1 di Indonesia

Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk memulai perubahan, bergabunglah dengan komunitas perdagangan terpercaya hanya di PasarMIKRO!

Play Store Badge
Aplikasi Digitalisasi Perdagangan Agrikultur

Post navigation

  • Saya dulu pernah juga memasukkan buah buahan ke Supermarket…..persyaratannya ketat..barang yang harus premium dengan harga termurah…..ini yang bikin pusing sementara kalau dijual diluar ada yang mau membeli dengan harga yang menjanjikan. Karena sudah terikat kesepakatan ya sudah berpusing pusing lah kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Erwantini, Petani Salak Turun Menurun 40 Tahun yang Berhasil Melewati Masalahnya!