Puluhan warga di Gunung Kidul, Yogyakarta terinfeksi penyakit antraks dan seorang warga laki-laki berusia 73 tahun meninggal dunia. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Yogyakarta, penularan penyakit bakterial karena warga tersebut telah menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang mati akibat penyakit.
“Menyembelih dan memakan hewan ternak yang mati karena sakit. Jadi yang meninggal satu, yang dipastikan karena antraks. Dipastikan (karena daging yang dikonsumsi), karena hasil pemeriksaannya memang positif antraks,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati dikutip dari Jabarnews.com.
Kini, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran (SE) waspada penyakit antraks bagi faskes di Yogyakarta. Apa bahaya penyakit ini pada hewan dan manusia? Nah, artikel ini akan mengulas seluk beluk terkait penyakit antraks, baca tuntas artikel ini sampai selesai ya untuk antisipasi penyakit ini.
Awal Mula Penyakit Antraks
Tahukah kamu bahwa penyakit ini sudah ada sejak berabad-abad. Dilansir dari detik.com, memaparkan dari lama fakta Pusat Pencegahan dan Pengendalian penyakit Amerika Serikat, sudah dideskripsikan oleh bangsa Yunani dan Roma kurang lebih 700 tahun sebelum masehi. Lalu, pada 1877, antraks pertama diisolasi oleh Robert Koch dan para peneliti berhasil mengidentifikasi bakteri penyebabnya.
Penyakit ini mendapatkan perhatian yang lebih karena penyakit ini bisa dijadikan senjata biologis. Menurut kamu, mengapa penyakit antraks bisa dijadikan senjata biologis?
Melansir dari Jurnal Pulmonary Anthrax an Biotherism yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.
“50 kg spora antraks disebarkan dengan pesawat di atas populasi 50 juta manusia. Mengakibatkan, 250 juta terinfeksi dan 100.000 diantaranya akan mati. “- WHO (1970)
Waah, bahaya sekali ya penyakit antraks ini. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dan melakukan antisipasi. Yuk lanjutkan membaca untuk mencari tahu apa itu penyakit antraks dan hewan apa saja yang bisa terkena penyakit ini.
Apa itu Penyakit Antraks?
Penyakit antraks atau penyakit sapi gila biasa orang Indonesia menyebutnya. Selain penyakit sapi gila, penyakit memiliki panggilan lain seperti:
- Radang Lympha,
- Malignant Pustule,
- Malignant Edema,
- Woolsorter Disease,
- Rag Pickers Disease, dan
- Charbon
Lalu apa sebenarnya penyakit antraks? Penyakit antraks merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis dan termasuk salah satu penyakit Zoonosis. Penyakit Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Sehingga penanganan penyakit harus lebih kompleks.
Hewan yang biasanya terjangkit bakteri ini merupakan hewan berdarah panas, mamalia dan herbivora (hewan pemakan tumbuhan). Contohnya:
- Sapi
- Kerbau
- Kambing
- Domba
- Kuda
- Babi
- Burung
Bakteri Bacillus Anthracis memiliki bentuk seperti batang, dengan ujung berbentuk persegi dan sudut sudut yang tampak jelas. Karena bersusun bakteri ini terlihat seperti bambu. Selain itu, bakteri ini pun bisa membentuk spora, non motil, dan kapsul.
Apa Akibat dari Penyakit Antraks?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyakit antraks termasuk penyakit Zoonosis. Sehingga dampak akibat penyakit ini akan dirasakan oleh manusia dan hewan yang terjangkit. Tak bisa dipungkiri, para peternak yang hewan-hewannya terjangkit penyakit antraks akan mengalami penurunan dari segi finansial.
Adapun dampak yang akan dirasakan oleh para peternak dengan adanya penyakit antraks, antara lain:
- Kematian hewan : Anthrax dapat menyebabkan kematian yang cepat pada hewan, dengan beberapa hewan mati dalam beberapa jam setelah terinfeksi. Hal ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi peternak, karena mereka dapat kehilangan banyak hewan dalam waktu singkat.
- Pembatasan pergerakan : Ketika wabah antraks terjadi, pihak berwenang dapat memberlakukan pembatasan pergerakan pada hewan di daerah yang terkena. Ini berarti bahwa peternak mungkin tidak dapat memindahkan hewannya ke pasar atau lokasi lain, yang selanjutnya dapat berdampak pada pendapatan mereka.
- Peningkatan biaya tenaga kerja : Selama wabah antraks, petani mungkin perlu meningkatkan biaya tenaga kerja mereka untuk memantau hewan mereka lebih dekat dan membuang bangkai. Hal ini dapat menambah beban keuangan wabah penyakit ini.
- Biaya pengobatan dan vaksinasi : Anthrax dapat diobati dengan antibiotik, tetapi perawatan ini bisa mahal. Peternak mungkin juga perlu memvaksin hewan mereka terhadap antraks, yang juga dapat menambah biaya pencegahan penyakit.
- Biaya dekontaminasi dan pembuangan : Ketika seekor hewan mati karena penyakit ini, bangkainya harus didekontaminasi dan dibuang dengan benar. Ini bisa menjadi proses yang mahal, dan mungkin juga memerlukan bantuan kontraktor khusus.
- Batasan pemasaran : Jika seekor hewan didiagnosis menderita antraks, dagingnya mungkin tidak boleh dijual untuk konsumsi manusia. Hal ini selanjutnya dapat berdampak pada pendapatan peternak, karena mereka mungkin tidak dapat menjual daging hewan tersebut.
- Risiko kesehatan manusia : Anthrax juga bisa berakibat fatal pada manusia, dan petani yang terpapar spora anthrax mungkin berisiko terinfeksi. Jika seorang petani mencurigai bahwa mereka atau salah satu karyawannya telah terpapar penyakit ini, mereka harus segera mencari pertolongan medis.
Karakter dan Jenis-Jenis Penyakit Antraks
Penyakit ini sangat berbahaya karena karakter sporanya yang berbahay dan bisa bertahan lama. Bisakah kamu bayangkan, spora yang berukuran kecil dapat bertahan lama dan tumbuh di berbagai media. Di media air, ia bisa bertahan selama 2 tahun. Bahkan dalam air susu bisa bertahan sampai 10 tahun, dan akan lebih lama pada benang sutera sampai 71 tahun.
Berdasarkan cara masuknya penyakit antraks terbagi 4 di antaranya:
- Antraks Kulit : 90% penyebab antraks disebabkan oleh jenis ini yang disebabkan karena bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka atau goresan kulit.
- Antraks Orofaring : bentuk antraks langka yang terjadi ketika spora antraks tertelan melalui mulut
- Antraks Intestinal : spora antraks tertelan melalui mulut dan berjalan ke usus
- Antraks Pulmonal : bentuk antraks yang paling serius dan bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati. Itu terjadi ketika spora antraks terhirup ke dalam paru-paru.
Proses Terjangkit
Pada bagian ini kami telah merangkum dari berbagai sumber bagaimana awal mula hewan terjangkit penyakit ini. Dan bagaimana ciri-ciri penyakit antraks pada hewan dan manusia.
Berdasarkan Jurnal Penyakit Antraks Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, memaparkan data Kementerian Kesehatan RI, pada 2010-2016 terdapat 172 kasus antraks. 61% menginfeksi laki-laki dan sisanya wanita. Selain itu, 11 kota di Indonesia dinyatakan sebagai daerah endemis antraks, seperti: Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, NTB, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Selatan, Tenggara, Sumatera Barat dan Jambi.
Indonesia memiliki angka penyakit antraks yang cukup tinggi karena banyaknya komunitas agrikultural yang dijadikan sebagai sektor mata pencaharian. Lalu bagaimana proses yang akan dialami saat hewan dan manusia terjangkit penyakit antraks?
Proses Penyakit Antraks pada Hewan
Masih ingat bahwa bakteri Bacillus Anthracis berbentuk spora. Oleh karena itu, penyebaran penyakit ini pada hewan disebabkan karena hewan tersebut menghirup spora dan masuk melalui lesi kulit. Hewan yang tergolong herbivora, mamalia biasanya menghirup spora yang ada di tanah atau tanaman pada padang rumput. Sedangkan pada hewan akibat memakan daging yang sudah terjangkit penyakit tersebut.
Berikut ciri-ciri hewan yang terjangkit :
- Suhu tubuh sekitar 41-42 derajat celcius
- Kehilangan nafsu makan
- Pada sapi perah bisa mengakibatkan berhentinya produksi susu
- Adanya edema di sekitar leher, hidung dan kepala
- Terlihat sempoyongan dan gemetar
Hewan yang lemah akan mati sekitar 1-3 hari setelah terjangkit. Sedangkan pada babi dan kuda akan bertahan lebih lama, dan hewan tersebut bisa mengalami gejala kronis seperti tenggorokan yang bengkak.
Proses Penyakit Antraks pada Manusia
Kalangan dokter hewan, para peternak, pekerja peternakan, dan masyarakat pada umumnya bisa terjangkit penyakit antraks melalui kulit, inhalasi, dan ingesti. Misalkan untuk ingesti karena manusia memakan daging yang terjangkit penyakit antraks, sedangkan melalui kulit bisa jadi karena bakteri endospora melalui lesi kulit (gigitan serangga, luka).
Berikut ciri-ciri manusia yang terjangkit :
- 12 sampai 36 jam setelah terjangkit akan muncul jerawat atau papula kecil
- Jerata atau papula berubah warna menjadi biru
- Terjadi pembengkakan pada wajah dan leher yang bisa berkemabng menjadi meningitis
- Bila terjadi infeksi dapat menyebabkan demam, nanah, dan nyeri
- Terjadi pendarahan, obstruksi atau perforasi pada kasus yang sangat parah
- Mual, muntah, dan diare
- Anoreksia (gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan yang drastis)
Pengobatan dan Pencegahan
Nah, kalau kamu melihat hewan ternak atau hewan sekitar lokasi dan memiliki ciri-ciri di atas, segera laporkan ke faskes terdekat ya! Agar segera disambungkan ke dinas terkait misalkan dinas kesehatan dan juga dinas hewan.
Umumnya untuk pengobatan penyakit ini, penderita diberikan konsumsi obat antibiotik yaitu penisilin. Akan tetapi untuk jenis penyakit antraks seperti Pulmonal harus diberi tambahan Ciprofloxacin atau Doxycycline dan juga kasus yang parah bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi.
Sebelum terjangkit penyakit berbahaya ini, akan lebih baik untuk melakukan antisipasi. Apa saja yang bisa kita lakukan?
- Kenakan pakaian pelindung saat berada di peternakan atau menangani produk ternak
- Cuci tangan setelahnya
- Hindari kontak secara langsung dengan hewan yang terinfeksi
- Lakukan vaksinasi
- Hindari konsumsi daging ternak yang kurang matang
- Periksa secara berkala kondisi kesehatan hewan ternak
- Bakar dan kubur sangat dalam segala hal yang berhubungan dengan hewan penderita
Itulah seluk-beluk yang harus kamu ketahui terkait penyakit antraks. Agar semua mengetahui bahaya dari penyakit antraks dan tindakan yang harus dilakukan, dibutuhkan edukasi untuk masyarakat, para pekerja peternakan, ataupun peternak.
Kalau artikel ini bermanfaat, kamu bisa bagikan ke orang-orang sekitarmu ya!
PasarMIKRO, Aplikasi Perdagangan untuk Petani, Peternak, Nelayan dan Pedagang Pertama dan No. 1 di Indonesia
Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk memulai perubahan, bergabunglah dengan komunitas perdagangan terpercaya hanya di PasarMIKRO!
Pertanyaan Umum Seputar Penyakit Antraks
Apa bahaya penyakit antraks bagi hewan dan manusia?
Bahaya penyakit antraks bagi hewan adalah menyebabkan kematian yang cepat, penurunan produksi susu, dan gejala-gejala seperti edema dan gemetar. Bagi manusia, penyakit antraks dapat menyebabkan jerawat, pembengkakan pada wajah dan leher, demam, mual, dan gangguan makan.
Apa saja jenis-jenis penyakit antraks?
Jenis-jenis penyakit antraks antara lain antraks kulit, antraks orofaring, antraks intestinal, dan antraks pulmonal.
Bagaimana proses penyebaran penyakit antraks pada hewan?
Penyebaran penyakit antraks pada hewan terjadi melalui inhalasi spora antraks atau melalui konsumsi daging yang terjangkit penyakit.
Bagaimana ciri-ciri manusia yang terjangkit penyakit antraks?
Ciri-ciri manusia yang terjangkit penyakit antraks antara lain munculnya jerawat atau papula kecil, pembengkakan pada wajah dan leher, demam, mual, dan gangguan makan.
Apa yang dapat dilakukan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit antraks?
Untuk pengobatan penyakit antraks, penderita diberikan antibiotik seperti penisilin. Pencegahan penyakit antraks dapat dilakukan dengan mengenakan pakaian pelindung, mencuci tangan, menghindari kontak dengan hewan terinfeksi, melakukan vaksinasi, menghindari konsumsi daging ternak yang kurang matang, dan memastikan kondisi kesehatan hewan ternak secara berkala.