Home » Precision Livestock Farming : Mengoptimalkan Kesejahteraan dan Produksi Hewan
PasarMIKRO - Precision Livestock Farming

Precision Livestock Farming : Mengoptimalkan Kesejahteraan dan Produksi Hewan

Ada satu teknologi yang dinamakan precision livestock farming yang klaimnya dapat mengoptimalkan kesejahteraan hewan dan juga meningkatkan produksi hewan. Benarkah precision livestock farming dapat menjadi solusi? Yuk cari tahu lewat artikel ini!

Hewan pun patut hidup dengan sejahtera. Kesejahteraan hewan (kesrawan) pun sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 95 Tahun 2012 terkait unsur sanksi administratif apabila melanggar pelanggaran kesejahteraan hewan. 

Ada satu teknologi yang dinamakan precision livestock farming yang klaimnya dapat mengoptimalkan kesejahteraan hewan dan juga meningkatkan produksi hewan. Benarkah precision livestock farming dapat menjadi solusi? Yuk cari tahu lewat artikel ini!

Apa itu Peternakan dan Ternak?

Peternakan adalah praktik atau kegiatan mengembangbiakan dan memelihara hewan untuk berbagai keperluan seperti makanan, pakaian, dan tenaga kerja sehingga didapatkan manfaat dari hasil kegiatan tersebut. 

Peternakan menjadi bagian penting ekonomi dan budaya suatu negara. Dampak positif, dengan adanya peternakan bisa menghasilkan kebutuhan konsumsi pangan untuk memenuhi populasi manusia yang terus meningkat. Selain itu, meningkatkan taraf ekonomi bagi peternak dan masyarakat juga. Akan tetapi, peternakan juga bisa membawa dampak negatif khususnya perusahaan ternak karena bisa berkontribusi dalam menyumbang polusi, penggundulan hutan, dan emisi gas rumah kaca.

Sedangkan pengertian ternak adalah hewan peliharaan yang hidupnya yakni mengenai tempatnya, makanannya dan berkembang biaknya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia, dipelihara khusus sebagai penghasil bahan- bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia (Undang-undang No. 6 Tahun 1976).

Apa itu Precision Livestock Farming?

Melansir dari geopard, Precision Livestock Farming adalah pendekatan inovatif yang memanfaatkan teknologi dan solusi berbasis data untuk mengoptimalkan produksi dan pengelolaan ternak. Teknologi precision livestock farming (PLF) melibatkan integrasi sensor, otomatisasi, dan sistem pemantauan untuk mengumpulkan informasi waktu nyata tentang kesehatan hewan, perilaku, dan kondisi lingkungan.

Tujuan dari peternakan ternak presisi antara lain:

  • Kesejahteraan Hewan yang Lebih Baik

PLF dapat membantu mendeteksi penyakit sejak dini, memperbaiki pakan dan gizi, serta mengendalikan lingkungan, yang semuanya dapat menghasilkan hewan yang lebih sehat dan bahagia.

  • Peningkatan Produktivitas

PLF dapat membantu meningkatkan tingkat pertumbuhan hewan, produksi susu, dan bertelur.

  • Mengurangi Dampak Lingkungan

PLF dapat membantu mengurangi penggunaan air, pakan, dan energi, dan juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

  • Peningkatan Keamanan Pangan

PLF dapat membantu mengidentifikasi dan melacak hewan yang mungkin berisiko terkena penyakit, yang dapat membantu mencegah penyebaran penyakit bawaan makanan.

  • Peningkatan Ketertelusuran

PLF dapat membantu melacak pergerakan hewan di sepanjang rantai produksi pangan, yang dapat membantu memastikan bahwa makanan aman dan berkualitas tinggi.

Teknologi precision livestock farming hadir karena adanya permintaan dari masyarakat global akan pemenuhan protein hewani yang tinggi, adanya tuntutan juga dari masyarakat untuk mengurangi penggunaan antibiotik dan lebih meningkatkan kesejahteraan hewan. Dan saat ini, teknologi precision livestock farming pun telah didukung dengan kemajuan dalam sensor dan teknologi berbasis cloud

Yang dimaksud dengan kesejahteraan hewan menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2009 adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.

Apa indikator bahwa hewan tersebut terpenuhi kesejahteraanya? 

Indikator tersebut dapat terpenuhi kalau bisa memenuhi 5 prinsip kebebasan hewan atau disebut dengan animal welfare. Animal Welfare dibuat oleh OIE (World Organisation for Animal Health) pada tahun 1992 di Inggris. 

5 Prinsip dari kebebasan hewan antara lain:

  1. Bebas dari lapar dan haus,
  2. Bebas dari ketidaknyamanan,
  3. Bebas dari rasa sakit, luka/cedera dan penyakit,
  4. Bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami,
  5. Bebas dari rasa takut dan tertekan.

Contoh Penerapan Precision Livestock Farming

Melansir dari geopard.tech, ada beberapa penerapan teknologi precision livestock farming yang telah diterapkan, di antaranya:

  1. Sistem Penimbangan Otomatis

Berat badan atau bobot hewan ternak bisa menjadi salah satu indikator apakah hewan ternak tersebut sehat atau tidak.  Teknologi ini memanfaatkan kamera yang sudah terintegrasi dengan perangkat lunak atau mesin pembelajaran (machine learning). Cara kerja yang digunakan yaitu mengukur bobot dari gambar dan video yang dianalisis dan kemudian hasil berat bisa didapatkan dengan nilai yang akurat. Dipastikan kesalahan dalam mengukur bobot, minim sekali.

  1. Pencatatan Pembelian Pakan dan Air

Penggunaan meteran air dan sensor asupan pakan dapat merekam informasi mengenai perilaku makan dan minum hewan ternak. Cara kerja teknologi ini dengan mengumpulkan informasi dari kebiasaan makan dan minum hewan ternak, serta berapa banyak asupannya. Yang mana hasil akhirnya, akan memberikan peringatan dini kalau hewan ternak makan dan minum berbeda dari biasanya. Karena perbedaan pola makan dan minum bisa indikasi dari adanya sakit pada hewan ternak atau kondisi yang tidak menguntungkan.

  1. Sistem Penginderaan Hewan

Kegunaan dari sensor ini dapat mendeteksi penyakit, mengetahui masalah penyakit yang dialami hewan ternak, suhu tubuh, dan mengukur atau memantau perilaku makan. Cara kerja dari sensor ini, dipasang pada bagian badan hewan ternak atau lingkungannya dan dihubungkan ke jaringan dengan sistem Internet of Things (IoT).

  1. GPS Tracking

Teknologi ini cocok digunakan kategori ternak besar dengan sistem penggembalaan. Ada 2 manfaat, pola pergerakan sapi dapat mengetahui preferensi pergerakan sapi dan lokasi GPS real time  dapat digunakan untuk melacak posisi sapi secara pasti. Sehingga menurunkan resiko kehilangan sapi ternak karena pencurian ataupun dimangsa oleh hewan lain.

  1. Teknologi Proxy

Gas metana yang dihasilkan oleh sapi merupakan penyumbang emisi terbesar di  dunia pertanian. Salah satu teknologi yang bisa mengukur emisi metana pada hewan ternak teknologi proxy. Sehingga, para peternak bisa lebih mengetahui terhadap perubahan iklim dan bertanggung jawab pada lingkungan.

Pro dan Kontra Penggunaan Teknologi PLF

Dalam adaptasi sebuah teknologi yang masih baru, selalu ada pro dan kontra di dalamnya. Pun begitu dengan teknologi Peternakan Ternak Presisi. Dari segi tujuan, precision livestock farming memiliki potensi yang besar dalam memecahkan masalah peternakan yang besar, seperti:

  • Meningkatnya permintaan produk ternak
  • Penurunan jumlah ternak
  • Ketersediaan lahan yang terbatas
  • Masalah lingkungan

Adapun manfaat-manfaat yang bisa dirasakan dari peternakan ternak presisi, antara lain:

  1. Meningkatkan Keuntungan Peternak

Teknologi precision livestock farming akan membantu para peternak agar lebih optimal dalam kegiatannya. Dengan teknologi ini, para peternak bisa mengurangi banyak variabel biaya tapi tetap bisa menghasilkan produksi ternak yang tinggi. Sehingga meningkatkan profitabilitas peternakan.

  1. Mengurangi Tenaga Kerja

Bagi peternak mengurangi tenaga kerja akan membawa profit yang lebih efisien. Akan tetapi bagi para pencari kerja, cukup membawa kerugian. Teknologi seperti pelacakan GPS membuat pekerjaan peternak lebih produktif dan bisa terukur.

  1. Manfaat bagi Lingkungan

Metana adalah gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Peternakan presisi dapat membantu mengurangi emisi metana dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan hewan. Misalnya, teknologi precision livestock farming dapat digunakan untuk memantau asupan pakan ternak dan suhu tubuh, yang dapat membantu mengidentifikasi hewan yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Hewan-hewan ini kemudian dapat diobati lebih awal, yang dapat mencegah mereka melepaskan metana.

Jurnal Frontiers in Veterinary Science pada tahun 2022 memaparkan 12 potensi ancaman dari peternak ternak presisi (PLF) yang terbagi dalam 4 kategori yaitu kerugian langsung, kerugian tidak langsung melalui pengguna akhir, melalui perubahan manajemen, dan degradasi etika. 

12 potensi ancaman tersebut, antara lain kegagalan teknis, efek berbahaya dari radiasi, hasil yang tidak akurat, indikator yang masih belum lengkap, terlalu bergantung pada teknologi, menghabiskan lebih sedikit waktu (berkualitas) dengan hewan, kehilangan keterampilan beternak berorientasi hewan . PLF juga dapat mengkompromikan kepentingan hewan dengan menciptakan transformasi dalam peternakan, menjadi lebih terindustrialisasi, peningkatan spesiesisme, instrumentalisasi hewan lebih lanjut, dan peningkatan konsumsi dan kerusakan hewan. 

5 Ancaman di bawah ini, akan kami jelaskan sebagai berikut:

  1. Kegagalan Teknis

Beberapa risiko kegagalan teknis yang dapat terjadi pada sistem PLF meliputi:

    • Pemadaman listrik
    • Bug perangkat lunak
    • Kerusakan komputer atau perangkat keras lainnya
    • Kegagalan transmisi sinyal

Untuk peternak, kerusakan teknologi bisa sangat membuat frustasi dan stres, karena mereka seringkali tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri dan karenanya bergantung pada bantuan eksternal dari seorang spesialis.

  1. Efek Berbahaya dari Pemaparan

Bukan hanya para peternak yang beradaptasi terhadap cara penggunaan teknologi tersebut. Pun begitu dengan hewan ternak yang harus beradaptasi terhadap pemakaian komponen dari perangkat keras teknologi tersebut. Berikut adalah beberapa ancaman terhadap kesejahteraan hewan yang ditimbulkan oleh PLF:

    • Stres : Hewan mungkin merasa stres untuk belajar mengoperasikan atau beradaptasi dengan sistem PLF seperti sistem pemerahan atau pemberian makan otomatis. Hal ini dapat menyebabkan rasa lapar, ketakutan, dan kondisi tubuh yang buruk.
    • Transmisi Patogen : Sistem PLF juga dapat berperan dalam transmisi patogen. Misalnya, sistem pemerahan otomatis telah dikaitkan dengan peningkatan transmisi patogen yang menghasilkan jumlah sel somatik tangki curah yang lebih tinggi.
    • Cedera : Sensor yang ditanamkan di dalam atau melekat pada hewan (baik menggunakan perangkat yang dapat dikenakan atau tidak) dapat hilang, menarik perhatian dan pelecehan yang tidak diinginkan dari teman sekandang, atau secara langsung menyebabkan ketidaknyamanan dan luka.
    • Paparan Kebisingan, Radiasi, atau Tegangan Liar : Sedikit yang diketahui tentang efek kesejahteraan dari paparan berulang atau jangka panjang terhadap perangkat keras PLF seperti kebisingan, radiasi, atau tegangan liar.
  1. Prediksi dan Keputusan yang Tidak Akurat

Kekhawatiran yang berkembang yaitu sistem belum diuji dalam berbagai kondisi, jenis hewan yang berbeda, dan berbagai kondisi lingkungan. Sehingga, ditakutkan data yang dihasilkan masih bias atau tidak akurat. Masalah validasi dan bias yang buruk dalam sistem PLF dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif.

  1. Kurangnya Penyerapan Indikator yang Paling Berarti untuk Kesejahteraan Hewan

PLF dapat menciptakan efek tidak langsung pada kesejahteraan hewan, sistem peternakan ternak presisi memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dengan memberikan data real-time kepada peternak tentang kesehatan dan perilaku hewan mereka. Namun, ada risiko bahwa sistem PLF akan berfokus pada aspek kesejahteraan hewan yang terukur daripada aspek yang bermakna.

Sistem PLF saat ini sering berfokus pada pengukuran kesehatan fisik dan masalah perilaku. Langkah-langkah ini relatif mudah untuk dipantau dan diukur, tetapi mungkin bukan merupakan indikator kesejahteraan hewan yang paling penting. Misalnya, seekor hewan mungkin sehat secara fisik tetapi masih menderita kesejahteraan yang buruk karena kebosanan atau kesepian.

  1. Menjadi Kurang atau Terlalu Bergantung pada Teknologi PLF

Jika peternak atau pengasuh menjadi terlalu bergantung pada sistem PLF, mereka mungkin lalai memeriksa hewan secara visual, bahkan jika sistem PLF tidak menghasilkan peringatan. Hal ini dapat menyebabkan hewan menderita masalah kesehatan atau masalah kesejahteraan yang tidak terdeteksi oleh sistem PLF.

Peternakan Ternak Presisi atau dalam bahasa inggris disebut dengan Precision Livestock Farming (PLF) membawa manfaat untuk produktivitas dan kesejahteraan peternakan baik bagi peternak dan hewan ternak itu sendiri. 

Akan tetapi, para peternak diharapkan tidak terlena dengan teknologi tersebut dan tetap melakukan pemantauan terhadap hewan ternak secara langsung. Selain itu, dengan adanya risiko dari penggunaan teknologi precision livestock farming tersebut, para peternak harus menyiapkan langkah-langkah untuk mengurangi potensi ancamannya atau mitigasi.

PasarMIKRO - Peternakan Sapi

PasarMIKRO, Aplikasi Perdagangan untuk Petani, Peternak, Nelayan dan Pedagang Pertama dan No. 1 di Indonesia

Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk memulai perubahan, bergabunglah dengan komunitas perdagangan terpercaya hanya di PasarMIKRO!

Play Store Badge
Aplikasi Digitalisasi Perdagangan Agrikultur

Post navigation

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *