- Mengenal Transaksi<\/a>
- Contoh Kasus : Transaksi Jual Gabah di Desa Lahotutu<\/a>
- Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pembayaran Terhambat<\/a>
- Strategi Transaksi Aman dan Tepercaya<\/a>
- PasarMIKRO, Solusi Transaksi Online Perdagangan Komoditas Agrikultur<\/a><\/ol>\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\n\n\n
Mengenal Transaksi<\/h2>\n\n\n\n
Secara umum, seperti yang telah kita ketahui transaksi adalah kesepakatan antara penjual dan pembeli dalam hal barang atau jasa. Ada juga yang memasukkan pengertian transaksi di dalamnya harus ada bukti pendukung seperti yang dikatakan oleh Indra Bastian. Ia adalah pengajar di Fakultas Ekonomika UGM. <\/p>\n\n\n\n
Transaksi adalah suatu bentuk pertemuan antar pihak pembeli dan pihak penjual yang saling menguntungkan dan disertai dengan bukti, data, atau dokumen pendukung lainnya. <\/p>\n\n\n\n
Tokoh-tokoh lainnya menjelaskan bahwa transaksi merupakan penyampaian barang atau jasa dari penjual ke pembeli, disertai dengan pembayaran (George J. Stigler: Stigler, seorang ahli ekonomi dan pemenang Hadiah Nobel). <\/p>\n\n\n\n
Dari pengertian transaksi di atas, ada dua pelaku transaksi antara lain pemberi dan penerima dana. Baik pemberi dan penerima dana harus memiliki bukti atau dokumen pendukung dari transaksi yang dilakukan. <\/p>\n\n\n\n
Alat bukti transaksi menurut Lia Mulyani dalam bukunya yang berjudul \u2018Persamaan Dasar Akuntansi\u2019 di antaranya:<\/p>\n\n\n\n
- \n
- Kwitansi<\/li>\n\n\n\n
- Faktur<\/li>\n\n\n\n
- Nota Kredit<\/li>\n\n\n\n
- Nota Debet<\/li>\n\n\n\n
- Cek<\/li>\n\n\n\n
- Bilyet Giro<\/li>\n\n\n\n
- Rekening Koran<\/li>\n<\/ul>\n\n\n\n
Nah, kalau tidak ada alat bukti transaksi kamu bisa mengalami kesulitan. Seperti yang terjadi pada kasus transaksi di bawah ini.<\/p>\n\n\n\n
Contoh Kasus : Transaksi Jual Gabah di Desa Lahotutu<\/h2>\n\n\n\n
Melansir dari jurnal yang diterbitkan oleh Prodi Hukum Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri Kendari, setelah panen para petani dan pedagang di Desa Lahotutu berkumpul dan melakukan kesepakatan. Setelah sepakat, gabah diangkut ke pabrik pengolahan. <\/p>\n\n\n\n
Mereka melakukan transaksi secara lisan, asalkan sepakat dengan harga. Metode pembayaran yang dilakukan pun ada dua cara yaitu tunai dan penangguhan. Namun, yang lebih banyak dilakukan adalah metode penangguhan. <\/p>\n\n\n\n
Metode transaksi lisan memiliki banyak kekurangan, salah satunya penjual tidak bisa menagih untuk pembayaran karena pembeli tidak menentukan kapan waktu pembayarannya. Pembayaran bisa dilakukan sampai beberapa hari atau seminggu kemudian. Sehingga rentan terjadi perselisihan antara kedua belah pihak. <\/p>\n\n\n\n
Praktik jual beli yang dilakukan di Desa Lahotutu dilakukan dengan prinsip kepercayaan. Bahkan tidak ada perjanjian yang mengikat, sekalipun pembeli telat melakukan pembayaran. Apalagi bagi penjual dengan metode pembayaran yang ditangguhkan dan tidak jelas waktu pembayarannya akan sangat merugikan usaha atau bisnisnya. <\/p>\n\n\n\n
Masihkah kamu melakukan transaksi seperti di Desa tersebut?<\/p>\n\n\n\n
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pembayaran Terhambat<\/h2>\n\n\n\n
Meskipun petani dan pedagang sudah lama kenal atau melakukan jual-beli dalam jangka waktu yang panjang. Transaksi usaha tidak bisa dilakukan hanya karena faktor kepercayaan. <\/p>\n\n\n\n
Ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan pembayaran terhambat, antara lain:<\/p>\n\n\n\n
- \n
- Masalah Keuangan<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Pembeli atau dalam hal ini pedagang, mungkin mengalami masalah keuangan. Seperti likuiditas rendah atau kesulitan dalam memperoleh dana yang diperlukan untuk membayar kepada petani.<\/p>\n\n\n
- \n
- Kesulitan Logistik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Kendala dalam proses distribusi atau pengiriman produk pertanian dari petani ke pembeli dapat mengakibatkan penundaan pembayaran.<\/p>\n\n\n
- \n
- Fluktuasi Harga Pasar<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Jika harga komoditas pertanian mengalami fluktuasi yang tidak terduga, pedagang bisa saja menunggu sampai harga stabil sebelum melakukan pembayaran.<\/p>\n\n\n
- \n
- Ketidakpastian Permintaan atau Pasokan<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Hal ini bisa terjadi jika pedagang tidak yakin tentang permintaan atau pasokan produk tertentu, mereka mungkin menunda pembayaran hingga situasi lebih jelas.<\/p>\n\n\n
- \n
- Ketergantungan pada Pihak Ketiga<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Jika pedagang memiliki ketergantungan pada pihak ketiga atau perantara dalam proses pembayaran, penundaan dapat terjadi jika ada masalah dalam komunikasi atau pengolahan.<\/p>\n\n\n
- \n
- Pengaruh Eksternal<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Faktor eksternal seperti bencana alam, perubahan pasar global, atau situasi ekonomi dapat mempengaruhi kemampuan pedagang untuk melakukan pembayaran tepat waktu.<\/p>\n\n\n
Dari sisi kepribadian antara penjual dan petani bisa saja sudah tahu karakter masing-masing, bahwa tidak mungkin kedua belah pihak melakukan kecurangan. Akan tetapi, ada banyak faktor-faktor seperti di atas yang mengakibatkan pembayaran dari pedagang atau pembeli ke penjual seperti petani, peternak atau nelayan bisa jadi terhambat.<\/p>\n\n\n\n
Strategi Transaksi Aman dan Tepercaya<\/h2>\n\n\n\n
Oleh karena itu, untuk menghindari perselisihan antara kedua belah pihak dalam bertransaksi jual-beli komoditas. Kamu bisa melakukan strategi di bawah ini!<\/p>\n\n\n\n
- \n
- Kontrak Bertulis yang Jelas<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Salah satu langkah pertama dalam membangun transaksi yang tepercaya adalah dengan memiliki kontrak bertulis yang jelas. Kontrak ini harus memuat detail mengenai produk, kualitas, kuantitas, harga, tenggat waktu, dan hak serta kewajiban kedua belah pihak. Kontrak yang baik membantu menghindari kesalahpahaman dan sengketa di masa depan.<\/p>\n\n\n
- \n
- Audit Rutin<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Melakukan audit rutin atas transaksi dan kerjasama adalah cara untuk memastikan bahwa semua pihak mematuhi perjanjian yang telah ditetapkan. Audit dapat mencakup verifikasi kualitas produk, kuantitas yang diterima, serta pemenuhan kewajiban finansial.<\/p>\n\n\n
- \n
- Sistem Pembayaran Terstruktur<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Membuat sistem pembayaran yang terstruktur dan terjadwal membantu memastikan bahwa pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan. Ini mengurangi risiko pembayaran terlambat atau tidak sesuai yang dapat mengganggu hubungan bisnis.<\/p>\n\n\n
- \n
- Sumberdaya Hukum<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Memastikan adanya sumberdaya hukum yang tersedia, seperti perjanjian penyelesaian sengketa atau mediator independen, untuk menangani masalah yang mungkin timbul.<\/p>\n\n\n
- \n
- Evaluasi dan Umpan Balik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Melakukan evaluasi rutin atas hubungan bisnis dan mendengarkan umpan balik dari semua pihak dapat membantu mengidentifikasi masalah potensial dan mencari solusi bersama.<\/p>\n\n\n
- \n
- Penggunaan Teknologi<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
Memanfaatkan teknologi seperti platform e-commerce<\/em><\/a>, aplikasi mobile<\/em>, atau sistem manajemen rantai pasokan dapat membantu memonitor transaksi dengan lebih efisien. Teknologi juga dapat memberikan transparansi dan pelacakan dalam setiap tahap bisnis.<\/p>\n\n\n
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, petani, peternak, dan pedagang dapat membangun transaksi yang tepercaya dan aman, bahkan dalam kerjasama jangka waktu lama. Dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah, menjaga prinsip-prinsip dasar kepercayaan dan keamanan tetap menjadi faktor kunci dalam membangun hubungan bisnis yang sukses dan berkelanjutan.<\/p>\n\n\n\n
PasarMIKRO, Solusi Transaksi Online Perdagangan Komoditas Agrikultur<\/h2>\n\n\n\n
Saatnya agribisnis mu melompat lebih tinggi. Namun, pastikan bahwa pijakan yang kamu injak tepat ya! <\/p>\n\n\n\n
Seperti Bu Erwantini, petani salak yang tepat dalam memilih aplikasi PasarMIKRO <\/a>untuk memasarkan produknya ke pedagang atau tengkulak yang tepercaya. Awalnya, Bu Erwantini sering menerima pembayaran tempo atau berjangka. Akan tetapi, setelah bergabung dengan PasarMIKRO hal tersebut tidak pernah dirasakannya lagi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n
- Penggunaan Teknologi<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Evaluasi dan Umpan Balik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Sumberdaya Hukum<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Sistem Pembayaran Terstruktur<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Audit Rutin<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Kontrak Bertulis yang Jelas<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Pengaruh Eksternal<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Ketergantungan pada Pihak Ketiga<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Ketidakpastian Permintaan atau Pasokan<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Fluktuasi Harga Pasar<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Kesulitan Logistik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Masalah Keuangan<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n
- Contoh Kasus : Transaksi Jual Gabah di Desa Lahotutu<\/a>
![\"PasarMIKRO](\"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/wp-content\/uploads\/sites\/6\/2023\/07\/pasarmikro-slider-bg-pertanian-berkelanjutan-57-1920p-990p.jpg\")
![\"Play](\"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/wp-content\/uploads\/sites\/6\/2023\/05\/google-play-store-badge-bahasa-646p-250p.png\"){kind=icon}
<\/a><\/figure><\/div><\/div>\n\n\n\n![\"Aplikasi](\"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/wp-content\/uploads\/sites\/6\/2023\/05\/pasarmikro-mockup-home-3-520p-920p.png\")
<\/figure><\/div><\/div>\n<\/div>\n<\/div><\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"