{"id":1512,"date":"2023-07-17T10:42:47","date_gmt":"2023-07-17T03:42:47","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/?p=1512"},"modified":"2023-07-17T11:01:56","modified_gmt":"2023-07-17T04:01:56","slug":"mengenal-pertanian-berkelanjutan-dan-tantangannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/mengenal-pertanian-berkelanjutan-dan-tantangannya\/","title":{"rendered":"Mengenal Apa itu Pertanian Berkelanjutan dan Tantangan yang Harus Dihadapi"},"content":{"rendered":"\n
Agrikultur merupakan sektor terbesar di dunia. Sekitar 50% lahan pertanian dan padang rumput dapat menyediakan habitat dan makanan bagi banyak spesies. Ya, manusia tinggal di bumi ini berdampingan dengan makhluk hidup yang lain. Sudah seharusnya kita bisa saling melengkapi.\u00a0Hal itu bisa dilakukan apabila kita melakukan pertanian berkelanjutan.<\/p>\n\n\n\n
Mirisnya, sektor agrikultur merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca dan juga erosi tanah. Melansir dari Psp Pertanian<\/a>, kebutuhan lahan di Indonesia untuk pangan tahun 2025 diperkirakan mencapai 13,17 juta Ha. Akan tetapi dari luas 70 juta Ha yang efektif untuk produksi pertanian hanya 45 juta Ha.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Apabila lahan pertanian semakin mengecil sedangkan kebutuhan pangan manusia semakin besar, apa yang akan terjadi? Apa yang bisa kita lakukan untuk masa mendatang? Kebutuhan pangan bisa terpenuhi tanpa harus merusak lingkungan sekitar apabila kita menjalankan pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, mari sama-sama mengenal sektor pertanian berkelanjutan!<\/p>\n\n\n\t\t\t\t Pertanian berkelanjutan lahir akan rasa sadar dan kekhawatiran dari semua masyarakat bukan hanya pelaku sektor agrikultur saja. Bisakah kamu bayangkan, bagaimana generasi mendatang apabila mereka sulit menemukan lahan pertanian atau sudah tidak ada lagi air yang bersih? Bagaimana mereka bisa memenuhi kehidupan pangannya?<\/p>\n\n\n\n Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pertanian berkelanjutan? Ada beberapa definisi terkait pertanian berkelanjutan atau pembangunan pertanian berkelanjutan seperti dilansir dari berbagai sumber, antara lain:<\/p>\n\n\n\n Sehingga bisa kita simpulkan bahwa pertanian berkelanjutan merupakan cara bertani yang berupaya menjaga dan merawat sumber daya alam tanpa mengorbankan generasi mendatang dan bisa memberikan hasil atau dampak pada ekonomi, sosial, dan ekologis dalam jangka waktu yang lama.<\/p>\n\n\n\n Dari bahasan awal, mungkin kamu sudah bisa mengetahui ya apa tujuan utama dari pertanian berkelanjutan? Ya, untuk memenuhi ketahanan pangan. Bukan cuma itu saja, pertanian berkelanjutan memiliki tujuan lain baik untuk jangka pendek dan juga jangka panjang. <\/p>\n\n\n\n Pertanian berkelanjutan memiliki beberapa tujuan, antara lain:<\/p>\n\n\n\n Dilihat dari tujuannya, betapa pentingnya ya pertanian berkelanjutan. Dengan pertanian berkelanjutan, kita bisa memenuhi kebutuhan pangan di masa sekarang dan masa mendatang. Bukan hanya dari kuantitas tapi juga kualitas makanan yang sehat dan bernutrisi. Dan paling penting, kita bisa memenuhinya dengan kerusakan alam yang minima karena menggunakan lahan dengan rasional dan juga melindungi makhluk hidup yang ada di dalamnya.<\/p>\n\n\n\n Pertanian berkelanjutan sudah menjadi konsentrasi di dunia sejak dahulu. Istilah pertanian berkelanjutan digunakan untuk pertama kali oleh FAO (Food and Agriculture Organization<\/em><\/a>) sebagai sinonim dari agroekosistem.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Penggunaan bahan agrokimia seperti pada pestisida<\/a>, dan pupuk memang bisa mempercepat pertumbuhan pun begitu dari sisi jumlah. Akan tetapi, semakin lama kamu bisa merasakan sendiri, erosi tanah terjadi karena tanah yang sudah tidak bisa lagi menahan air dan kesulitan menembus akar. Akibat dari penggunaan pupuk kimia yang membuat struktur tanah menjadi lebih padat.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Bukan cuma itu saja, lho! Penggunaan pestisida kimia yang berguna untuk melindungi tanaman dari hama, gulma<\/a>, atau serangga malah menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan manusia.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Dari permasalahan-permasalahan itu muncul suatu gerakan untuk menanggulangi kondisi lingkungan hidup di Stockholm, Swedia pada tahun 1972. Akan tetapi, 10 tahun kemudian muncul kembali sidang sebagai bentuk reaksi karena ketidakpuasan terhadap kelestarian lingkungan hidup di Nairobi, Kenya pada tahun 1982. <\/p>\n\n\n\n Lalu, segala permasalahan mengenai lingkungan hidup dirumuskan dalam laporan awal pada tahun 1987 yang disebut laporan Bruntland hasil dari kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan, Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adapun inti pembahasannya antara lain:<\/p>\n\n\n\n Selanjutnya pertemuan diadakan lagi dengan para pemimpin dunia dalam konferensi dunia di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Pertemuan ini dikenal dengan nama Agenda 21. Beberapa poin bahasan pada agenda ini antara lain:<\/p>\n\n\n\n Pesan ini mulai diterima oleh berbagai pemimpin dunia, sehingga menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian berkelanjutan seluruh dunia, termasuk Indonesia. <\/p>\n\n\n\n 10 tahun setelah Agenda-21, kembali para pemimpin-pemimpin dunia berkumpul di Johannesburg, Afrika Selatan. Pertemuan ini dinamakan KTT Bumi-10. Pertemuan ini dilakukan untuk melakukan evaluasi dari pertemuan sebelumnya Agenda-21 karena setelah pertemuan tersebut masih banyak negara termasuk Indonesia yang belum melaksanakan program dan melaksanakan kebijakan SARD. Adapun hasil dari KTT Bumi 10, antara lain:<\/p>\n\n\n\n Setelah itu, masih dari sumber yang sama medianeliti<\/a>, pada 21 Januari 2004 di Yogyakarta, Indonesia diadakan Konferensi Nasional Pembangunan Berkelanjutan. Dikenal juga dengan sebutan KNPB 2004. Dari konferensi ini ada 12 butir yang disepakati oleh para peserta yang hadir. Adapun butir kedelapan tentang pertanian, antara lain:<\/p>\n\n\n\n Dalam konsep pertanian berkelanjutan, ada 3 pilar yang menjadi acuan, antara lain:<\/p>\n\n\n\n Dalam lingkup lingkungan, operasi pertanian yang dilakukan harus fokus pada pendekatan ramah lingkungan atau stabilitas ekosistem alam. Para pelaku pertanian, harus memikirkan bagaimana melakukan kegiatan pertanian tapi tetap memelihara kepentingan hayati, daya dukung biologis, kesehatan, kenyamanan lingkungan, air, dan sumber daya tanah.<\/p>\n\n\n Untuk skala ini, dalam melakukan pertanian, para pelaku pertanian berarti peduli dengan orang-orang yang menyediakan makanan yang cukup dan menciptakan lapangan kerja dan pembangunan yang adil bagi masyarakat setempat. Selain itu, skala sosial berfokus juga pada mencegah terjadinya konflik sosial termasuk dalam melindungi suku minoritas.<\/p>\n\n\n Indikator utama dari skala ekonomi adalah bagaimana pertanian itu bisa mengalami pertumbuhan, efisiensi, dan mendapatkan keuntungan. Hasil pertaniannya memiliki nilai daya saing dengan negara lain sehingga bisa menciptakan pendapatan dan juga stabilitas ekonomi.<\/p>\n\n\n Untuk lebih memahami dan yakin dengan pertanian berkelanjutan, kamu bisa melihat tabel perbedaan di bawah ini ya!<\/p>\n\n\n Saat berbicara mengenai praktik atau metode dari pertanian berkelanjutan, bukan hanya sebatas pertanian organik. Ada 10 metode yang bisa kamu terapkan, antara lain:<\/p>\n\n\n\n Permakultur merupakan sistem desain yang menerapkan prinsip-prinsip yang ditemukan di alam pada pengembangan permukiman manusia, yang memungkinkan manusia untuk hidup selaras dengan alam. Prinsip dan etika permakultur dapat diterapkan pada hampir semua bidang kehidupan, termasuk ekonomi lokal, sistem energi, pasokan air, sistem perumahan, dan produksi pangan.<\/p>\n\n\n Biodynamics menggabungkan praktik-praktik budidaya yang ekologis dan holistik yang didasarkan pada filosofi “Antroposofi<\/em>“. Para petani didorong untuk mengelola kebun mereka sebagai satu organisme hidup di mana spesies yang dibudidayakan saling terkait dan mendukung kesehatan satu sama lain.<\/p>\n\n\n Teknik pertanian inovatif ini melibatkan pertumbuhan tanaman tanpa tanah, memberi nutrisi pada tanaman melalui nutrisi khusus yang ditambahkan ke dalam air. Dalam sistem hidroponik, tanaman ditanam dengan akar langsung di dalam larutan mineral atau dengan akar di dalam media seperti kerikil atau perlit. Akuaponik menggabungkan pemeliharaan hewan air (seperti ikan) dengan penanaman tanaman hidroponik.<\/p>\n\n\n Praktik budidaya, pengolahan, dan distribusi makanan di daerah perkotaan. Bentuknya bisa bermacam-macam, termasuk kebun komunitas, pertanian atap, dan pertanian vertikal.<\/p>\n\n\n Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan yang mengintegrasikan pohon, tanaman, dan\/atau ternak. Agroforestri dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi erosi, dan menyediakan berbagai produk, seperti makanan, kayu, dan pakan ternak. Sedangkan hutan pangan merupakan jenis sistem agroforestri yang dirancang untuk menghasilkan pangan secara berkelanjutan. Hal ini biasanya ditandai dengan campuran berbagai pohon, semak, dan tumbuhan herba yang tersusun berlapis-lapis.<\/p>\n\n\n Polikultur adalah praktik menanam banyak tanaman di area yang sama pada waktu yang bersamaan. Ini dapat membantu meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi tekanan hama dan penyakit, dan meningkatkan hasil panen. Sedangkan Rotasi tanaman adalah praktik menanam tanaman yang berbeda di area yang sama secara berurutan. Ini dapat membantu meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi tekanan hama dan penyakit, dan meningkatkan hasil panen.<\/p>\n\n\n Pertumbuhan pusaka dan varietas yang lebih tua mengacu pada semakin populernya varietas buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian ini. Varietas pusaka adalah yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, sedangkan varietas yang lebih tua adalah yang pernah populer tetapi tidak lagi disukai dalam beberapa tahun terakhir. Ada sejumlah alasan untuk pertumbuhan pusaka dan varietas yang lebih tua. Salah satu alasannya adalah masyarakat semakin sadar akan pentingnya keanekaragaman hayati. Heirloom dan varietas yang lebih tua menawarkan keragaman genetik yang lebih luas daripada varietas modern, yang dapat membantu melindungi tanaman dari hama dan penyakit.<\/p>\n\n\n Peternakan hewan yang berkelanjutan itu mungkin dan lebih baik untuk semua orang. Tidak hanya baik untuk lingkungan dan kebutuhan nutrisi kita, tetapi juga baik untuk hewan. Hewan yang dibesarkan di padang rumput atau di lingkungan yang mereka sukai akan hidup di bawah tekanan yang lebih rendah, lebih dekat dengan cara hidup alami mereka. Mereka dapat melakukan interaksi sosial yang memuaskan dengan hewan lain dan berperilaku dengan cara yang alami bagi mereka (berguling-guling di lumpur, memetik tanaman yang ingin mereka makan, beristirahat berdampingan, bermain).<\/p>\n\n\n Kunci keberhasilan mereka terletak pada penyebaran sumber makanan yang disukai hama dengan mencampurkan tanaman yang tidak disukai hama.<\/p>\n\n\n Petani dan penanam lainnya dapat secara dramatis mengurangi pertumbuhan gulma<\/a> dan melestarikan kelembaban tanah dengan menutup tanah di sekitar tanaman mereka melalui penggunaan mulsa dan penutup tanah.<\/p>\n\n\n Untuk menerapkan satu atau beberapa metode pertanian berkelanjutan di Indonesia bukan hal yang mudah, Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi.<\/p>\n\n\n\n Sampai saat ini, pertanian berkelanjutan belum bisa dilakukan secara merata di Indonesia. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi dan dilakukan secara disiplin oleh para pelaku pertanian, pemerintah maupun masyarakat. <\/p>\n\n\n\n Apa saja tantangan yang harus dihadapi untuk menjalankannya?<\/p>\n\n\n\nApa itu Pertanian Berkelanjutan?<\/h2>\n\n\n\n
\n
Tujuan dari Pertanian Berkelanjutan<\/h2>\n\n\n\n
\n
Awal Mula Pertanian Berkelanjutan<\/h2>\n\n\n
<\/figure><\/div>\n\n\n
\n
\n
\n
\n
\n
Pilar Pertanian Berkelanjutan<\/h2>\n\n\n
\n
\n
\n
Perbedaan Pertanian Berkelanjutan dan Pertanian Konvensional<\/h2>\n\n\n\n
Metode Pertanian Berkelanjutan<\/h2>\n\n\n\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
Tantangan yang Dihadapi<\/h2>\n\n\n\n