{"id":1202,"date":"2023-06-10T15:30:00","date_gmt":"2023-06-10T08:30:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/?p=1202"},"modified":"2023-06-27T15:16:13","modified_gmt":"2023-06-27T08:16:13","slug":"dampak-perubahan-iklim-terhadap-produksi-dan-perdagangan-agrikultur","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pasarmikro.id\/buletin\/dampak-perubahan-iklim-terhadap-produksi-dan-perdagangan-agrikultur\/","title":{"rendered":"Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi dan Perdagangan Agrikultur"},"content":{"rendered":"\n

Menurut penelitian dari ADBI working paper series<\/em>, suhu permukaan global rata-rata akan meningkat sebesar 2,8 derajat celcius pada rata-rata di abad ini. Pemanasan global ini bisa mengakibatkan perubahan iklim, sistem lingkungan, meningkatkan frekuensi cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan perubahan pola hujan.<\/p>\n\n\n\n

Coba kamu bayangkan kalau saat ini di Indonesia terus-terusan mengalami perubahan iklim atau climate change<\/em> yang ekstrim. Lahan begitu kekeringan, gelombang panas, dan tiba-tiba hujan melanda dengan curah hujan yang intens. Belum lagi di beberapa daerah mengalami badai atau banjir. Apa yang terjadi terjadi dengan sektor agrikultur?<\/p>\n\n\n\n

\"Faktor
Sumber : IndonesiaBaik.id<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\t\t\t\t
\n\t\t\t\t
\n\t\t\t\t\t\t
\n\t\t\t\t\t\t\tDaftar Isi<\/strong>\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
\n\t\t\t\t\t\t
  1. Perubahan Iklim Memengaruhi Jumlah Produksi Agrikultur<\/a>
  2. Perubahan Iklim Memengaruhi Perdagangan Agrikultur<\/a>
  3. Kekurangan Pasokan Pangan<\/a>
  4. Berkurangnya Kualitas Tanaman<\/a>
  5. Pertanyaan Umum Seputar Dampak Perubahan Iklim Pada Agrikultur<\/a><\/ol>\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\n\n\n

    Perubahan Iklim Memengaruhi Jumlah Produksi Agrikultur<\/h2>\n\n\n\n

    Tak bisa dipungkiri bahwa perubahan iklim bisa sangat memengaruhi sektor agrikultur. Melansir dari frontiersin.org<\/a>, risiko banjir dan kekeringan yang tinggi membuat produktivitas pertanian Asia sangat rentan terhadap climate change<\/em> (IPCC, 2019).<\/p>\n\n\n\n

    Saat perubahan iklim terjadi, negara-negara berkembang diperkirakan akan mengalami penurunan panen hingga 30% pada tahun 2050. Mengapa hal itu bisa terjadi? karena saat perubahan ekstrim terjadi, hama bisa menyerang lebih sering dengan jumlah yang banyak dari biasanya. Tak hanya itu, perubahan pun akan memengaruhi penggunaan lahan dan pergeseran zona yang cocok untuk budidaya.<\/p>\n\n\n\n

    Perubahan Iklim Memengaruhi Perdagangan Agrikultur<\/h2>\n\n\n\n

    Tahukah kamu saat perubahan iklim terjadi pengaruh ke setiap daerah akan berbeda-beda. Bisa jadi daerah A menjadi bagus untuk menanam tanaman tertentu sedangkan daerah B lebih buruk. Sebagai contoh yang dilakukan oleh para petani perempuan di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mereka menanam umbi-umbian, sorgum, dan sayuran karena saat ini daerahnya cocok untuk tanaman itu dibandingkan menanam padi.<\/p>\n\n\n\n

    Hal-hal seperti itu sangat berpengaruh terhadap persediaan komoditas agrikultur di suatu daerah, harga komoditas yang lebih rendah atau tinggi. Saat perubahan iklim memengaruhi perdagangan agrikultur, bukan hanya petani, peternak ataupun nelayan yang ikut dirugikan. Para pedagang dan tengkulak pun akan mengalami kesusahan dalam melakukan penjualannya karena distribusi pun ikut terganggu.<\/p>\n\n\n\n

    Kekurangan Pasokan Pangan<\/h2>\n\n\n\n

    Pasokan pangan akan terus meningkat seiring jumlah populasi dan juga pendapatan. Departemen Sosial dan Ekonomi PBB memaparkan bahwa populasi di Indonesia diperkirakan akan menembus 300 juta jiwa pada 2050 mendatang. Saat terjadi perubahan cuaca mempengaruhi produksi agrikultur. Akan tetapi di sisi lain kita memerlukannya untuk bertahan hidup.<\/p>\n\n\n\n

    Berkurangnya Kualitas Tanaman<\/h2>\n\n\n\n

    Saat terjadi perubahan iklim, bukan hanya jumlah produksinya saja yang akan berkurang. Kualitasnya pun akan mengalami penurunan. Hal ini bisa terjadi karena berkurangnya masa pertumbuhan setelah kenaikan suhu tinggi, berkurangnya kadar gula dalam tanaman, meningkatnya gulma, dan banyaknya serangga berbahaya pada tanaman pertanian.<\/p>\n\n\n\n

    Suka tidak suka, dampak perubahan iklim yang memengaruhi sektor agrikultur harus diterima. Tugas kita adalah beradaptasi dan berkontribusi sesuai dengan bidang atau keahlian kita. Nah, para petani, peternak, dan nelayan pun bisa berkontribusi untuk memperkecil resiko tersebut.<\/p>\n\n\n\n

      \n
    1. Mendukung Pemerintah dalam Program \u201cKedaulatan Pangan\u201d<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n

      Perubahan iklim yang berdampak pada sektor agrikultur menjadi salah satu fokus pemerintah. Oleh karena itu, strategi \u201cKedaulatan Pangan Nawacita\u201d dibuat. Melansir dari Kominfo, kedaulatan pangan berarti sebuah negara sudah mampu mengatur produksi dan konsumsi pertanian yang berorientasi pada kepentingan lokal dan nasional, bukan pasar global.<\/p>\n

      Apa tujuan dari program \u201cKedaulatan Pangan Nawacita?\u201d<\/p>\n